MULUDAN
Jika membaca maulid yang berisi syair-syair rangkaian pujian pada Rasulullah SAW adalah bid'ah yang buruk (sayyi'ah) karena tidak pernah ada redaksinya dalam qur'an maupun hadits, maka para muballigh dan tokoh agama baik dari kalangan NU, Muhammadiyah, Wahabi, Salafi dan lainnya adalah orang paling sering melakukan bid'ah sayyi'ah (buruk). Hampir di setiap muqoddimah ceramahnya selalu merangkai pujian pada Allah (alhamdulillah) dengan tambahan kalimat-kalimat yang tidak pernah ada redaksinya dalam al-Qur'an maupun hadits.
Jika merayakan hari kelahiran Rasulullah saw yang berisi rangkaian mulai dari bersedekah, menghormati tamu, dzikir bersama, memuji rasulullah bersama, membaca sholawat bersama, berdoa bersama dan mengaji bersama adalah bid'ah sayyi'ah karena tidak diajarkan Rasulullah, maka perayaan peresmian pesantren, perayaan peresmian gedung islamic center, perayaan peresmian gedung TPQ, perayaan ulang tahun anak kita atau perayaan lainnya juga bid'ah sayyiah karena tidak pernah dicontohkan Rasulullah.
Berbicara maulid mengingatkan saya pada Dr. KH. Mustain Syafi'i, M. Ag. Tebuireng. Suatu saat saya duduk bersama beliau di kantor Institut Agama Islam Bani Fattah (IAIBAFA) Jombang. Obrolan serius diselingi guyon kemudian mengarah pada bahasan hukum dan amaliah NU. Waktu itu membahas tahlil. Panjang lebar beliau menyampaikan. Lalu beliau mengakhiri dengan dawuh:
"Memilih hukum itu yang menguntungkan juga. Karena kita sama-sama tidak tahu apakah tahlil itu pahalanya sampai pada orang yang mati atau tidak. Kan ini hasil ijtihad. Jika hari ini kita tidak mau tahlil, tapi ternyata besok di akhirat tahlil itu benar-benar berpahala dan pahalanya sampai pada mayit, maka beruntunglah yang anak-anaknya bertahlil untuk dirinya yang sudah mati. Dan pasti merugi (getun) orang-orang yang tidak mau tahlil, yang membid'ahkan tahlil dan anaknya tidak membacakan tahlil untuk dia yang sudah mati".
Saya berfikir, sama halnya jika ada yang membid'ahkan perayaan maulid dan tidak mau membaca maulid, kelak akan merugi (getun: jawa). Tapi saya yakin betul bahwa pembacaan dan peringatan maulid Nabi SAW adalah ajaran yang sesuai dengan syariat islam sebagai ekspresi kecintaan pada yang layak dicintai, Nabi Muhammad Saw.
Lupakah kita betapa banyak ekspresi cinta para sahabat kepada Rasulullah SAW. Saking cintanya sahabat Ukasyah hingga berani "berbohong" pada Rasul agar beliau mau membuka bajunya, lalu dipeluklah Rasulullah saw hingga kulitnya menempel dengan kulit Rasulullah SAW. Apakah Rasulullah mengajarkan itu sebelumnya? Tidak. Tapi Rasulullah bahkan memberi jaminan surga pada Ukasyah.
Lupakah kita bahwa sahabat Thalhah ibnu Ubaidillah yang mempertaruhkan nyawanya (sama halnya dengan bunuh diri yang hukumnya haram) demi untuk melindungi Rasulullah Saw saat perang uhud. Tapi melihat hal itu, Rasul malah memberi izin dan jaminan surga padanya.
Sementara kita, memandang wajahnya saja kita tidak bisa apalagi memeluknya dan berperang bersama. Maka ekspresi kecintaan kita padanya adalah dengan memuji dan menyebut namanya melalui bacaan maulid dan sholawat nabi. Atau agar tumbuh rasa cinta di hati kita, maka sesering mungkin kita memuji dan menyebut namanya. Tentu disertai dengan menjalankan sunnahnya.
Rasulullah adalah manusia paling mulia. Tak pantas kita menyebut nama Rasul tanpa disertai pujian. Maka tidak pernah ada bacaan sholawat yang bisa dinilai bid'ah sayyi'ah karena sholawat apapun dan bagaimanapun kalimatnya adalah untaian kalimat indah tentang pujian dan penghargaan pada Rasulullah saw yang secara tersirat diperintahkan oleh Allah dalam surat an-Nur ayat 63:
لَا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا ۚ
“Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain)...”
Tak pantas kita tidak sesering mungkin membaca sholawat, karena Allah dan para malaikat-Nya selalu membaca sholawat. Saat kita membaca sholawat sama halnya kota sedang bersama Allah dan malaikat-Nya. Firman Allah dalam surat al-Ahzab ayat 56:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”
Biarlah ekspresi cinta kalian pada Rasulullah tidak dengan membaca maulid, tidak dengan merayakan maulid, bahkan dengan membid'ahkannya. Dan biarkanlah juga kami mengekspresikan cinta kami kepada Rasul kami diantaranya dengan membaca dan merayakan maulid. Kita sama-sama mencintai Allah dan Rasul-Nya.
Dari Anas bin Malik ra. beliau berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً ، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطياتٍ ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ
“Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak)”.
Dalam hadits lain:
قال النبي صلى الله عليه وسلم: {مَنْ صَلَّى عَليَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا}.
Nabi saw. bersabda, “Siapa yang membaca shalawat atasku satu kali, maka Allah akan bershalawat (memberikan rahmat) untuknya sepuluh kali.”
Dalam hadits lain:
وقال صلى الله عليه وسلم: {مَنْ نَسِيَ الصَّلاَةَ عَلَيَّ فَقَدْ أَخْطَأَ طَرِيْقَ الجَنَّةِ}.
Nabi saw. bersabda, “Siapa yang lupa membaca shalawat atasku (dengan sengaja), maka sungguh ia telah salah (dalam melewati) jalan surga.”
Dan masih banyak hadits-hadits tentang keutamaan membaca shalawat.
Dalam Targhibul Musytaqin Syarah Nadham Maulid Barzanji, Syekh Abdullah bin Isa al-Anshari bercerita:
كانت بجواري امرأة صالحة ولها ولد صالح فكانت فقيرة لا شيئ لها إلا دينارا واحدا من ثمن غزلها فماتت وكان ذلك الولد يقول: هذا من ثمن غزل أمي والله لا أصرفه إلا في أمر الآخرة
وخرج ذات يوم في حاجة له فمر بقوم يقرءون القرآن وعملوا مولد النبي صلى الله عليه وسلم في ربيع الأول فجلس عندهم وسمع ذلك ثم نام في ليلته فرأى في منامه كأن القيامة قد قامت وكأن مناديا ينادي : أين فلان بن فلان؟ يذكر جماعة. فساقهم إلى الجنة وذلك الشاب معهم. وقال المنادي : إن الله جعل لكم منكم قصرا في الجنة فدخل ذلك الشاب قصرا لم ير أحسن منه والحور العين فيه كثيرة وعلى أبوابه خدام وباقي القصور ألطف من القصر الذي دخل فيه فأراد الدخول فيه فلما هم بالدخول قال له الخدام: ليس هذا لك وإنما هو للذي عمل مولد رسول الله صلى الله عليه وسلم.
فلما أصبح ذلك الشاب صرف ذلك الدينار على مولد النبي صلى الله عليه وسلم فرحا برؤياه, وجمع الفقراء يذكرون الله ويقرءون القرآن ومولده صلى الله عليه وسلم وقص على الجماعة رؤياه ففرحوه بذلك, ونذر أن لا يقطع مولد النبي صلى الله عليه وسلم ما دام حيا ثم نام فرأى أمه في المنام في هيئة حسنة وفي حلل من حلل الجنة ولها رائحة الجنة وقبل يدها وقبلت هي رأسه, وقالت: جزاك الله خيرا يا ولدي لقد أتاني ملك وأعطاني هذه الحلل فقال لها : من أين لك هذه الكرامة ؟ فقالت : لأنك قد صنعت بالدينار الذي ورثته مني مولد سيد الأولين والآخرين ، وهذا جزاء من عظم نبيه وعمل مولده. إهـ
[ترغيب المشتاقين شرح منظومة البرزنجي ص ٤]
Saya punya tetangga seorang wanita shalihah yg punya anak shaleh pula. Ia orang faqir yg tak punya apa-apa kecuali uang 1 dinar (setara emas 4,25 gr) dari hasil ia anyaman. Suatu hari wanita itu meninggal. Maka berkata anaknya tadi : Uang 1 dinar ini adalah jerih payah ibuku dari menganyam, demi Allah tidak akan aku belanjakan kecuali dalam hal ukhrawi.
Suatu hari keluarlah anak itu untuk suatu keperluan maka bertemulah ia dengan sekelompok orang yg membaca Al-Qur'an dan merayakan Maulid Nabi Muhammad ﷺ maka ia ikut duduk disitu dan mendengarkan (bacaan maulid hingga selesai). Setelah anak itu tidur menjelang larut malam ia bermimpi seakan-akan kiamat sudah terjadi. Ia mendengar ada orang memanggil-manggil : Dimana fulan bin fulan ? Suara itu menyebut sekelompok orang dan menggiringnya masuk ke surga termasuk didalamnya anak tadi. Kemudian terdengar suara : Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala memberikan sebuah istana bagi masing-masing kalian di surga. Kemudian anak itu masuk sebuah istana yg sangat indah tiada tara yg penuh dengan bidadari dg para pelayan surga diberbagai yg siaga disetiap pintu. Tidak hanya itu, didalamnya ada banyak istana yg lebih kecil dari istana sebelumnya. Disaat anak itu mau masuk tiba tiba ada suara : Istana ini hanya bagi mereka yg mengadakan acara Maulid Nabi Muhammad ﷺ.
Keesokan harinya anak itu membelanjakan uangnya yg 1 dinar untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad ﷺ karena bahagia dengan mimpi yg dialaminya semalam. Ia kumpulkan orang-orang fakir, mereka berdzikir, membaca Al-Qur'an dan Maulid Maulid Nabi Muhammad ﷺ. Ia menceritakan mimpinya pada jemaah yang hadir dan mereka bahagia mendengar cerita mimpi itu. Tidak hanya itu, si anak bernadzar akan selalu menggelar acara mau maulidan selama hidupnya.
Setelah acara selesai anak itu tidur dan bermimpi bertemu Ibunda tercinta dengan dandanan yg sangat cantik dihiasi dengan perhiasan surga yg sangat indah. Dari tubuh ibunya terdengar semerbak aroma surga. Ia cium tangan ibunya dan ibunya membalas dengan mencium kepalanya sambil berkata : Semoga Allah subhanahu wa ta'ala memberikan balasan yg terbaik anakku, telah datang kepadaku seorang malaikat dan memberiku semua perhiasan ini. Anak itu bertanya : Dari mana ibu mendapatkan keagungan ini ? Ibunya menjawab : Ini karena engkau merayakan maulid Baginda Rasulillah ﷺ dengan uang 1 dinar yg aku wariskan kepadamu. Ini adalah balasan bagi orang yg mengagungkan nabinya dan merayakan maulidnya.
Wallohu A'lam bish Showab.
Moh. Dliya'ul Chaq
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا بِقَدْرِ عَظَمَةِ ذَاتِكَ فِيْ كُلِّ وَقْتٍ وَحِيْنٍ
=========================