KEUTAMAAN SHALAT JAMAAH DAN KEHEBATAN ULAMA'
(Ngaji Malam Minggu NU Tambakberas Jombang)
Itulah ulama'. Mereka yang benar2 memahami, melaksanakan dan meyakini betul ajaran Islam bahkan dalam tataran hikmahnya. Hingga dg beribu cara santun mampu merubah keadaan manusia atas izin Alllah.
Alkisah, ada preman yg jatuh hati pada wanita cantik istri dari seorang ulama' muda. Dalam hatinya, ia sangat berharap agar ulama' itu segera meninggal dunia hingga kelak ia dapat menikahi bekas istri ulama' itu. Bertahun-tahun menunggu taqdir kematian ulama', namun Allah menentukan lain. Tak tahan menahan keinginannya, akhirnya preman itu mendatangi ulama' itu dan mengatakan keinginannya untuk menikahi istri ulama' itu.
Sama sekali tidak ada kemarahan dalam diri ulama' muda itu. Dengan santun ulama' itu memberikan syarat pada sang preman, "jika kamu benar2 ingin menikahi istriku, maka kamu harus hidup bersamaku dan mengikuti aktifitasku selama 40 hari". Tentu saja syarat itu langsung disetujui sang preman.
Sampai di hari ke 40, sang ulama' menanyakan ulang tentang keinginan menikahi istrinya pada preman itu. Dan trnyata sudah tidak ada lagi nafsu liar itu dalam diri sang preman. Sifat2 buruk telah hilang berganti sifat2 terpuji. Benar2 terpuji! Bukan sebuah kemunafikan yg dibungkus dengan "keterpujian". Karena selama 40 hari bersama ulama' itu, ia telah beraktifitas layaknya ulama muda itu. Yaitu SHALAT ber-JAMA'AH tanpa pernah tertinggal sekalipun dan BERSABAR dalam menjalani kehidupan. Maka pertolongan Allah pun datang.
(وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ)
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'.
عن أنس بن مالك ـ رضي الله عنه ـ قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الْأُولَى كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنْ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنْ النِّفَاقِ
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia mengatakan, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Barangsiapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara berjama’ah dengan mendapatkan Takbir pertama (takbiratul ihramnya imam), maka ditulis untuknya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat kemunafikan.” (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani di kitab Shahih Al Jami’ II/1089, Al-Silsilah al-Shahihah: IV/629 dan VI/314).
مَنْ وَاظَبَ عَلَى الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوْبَةِ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً لا تَفُوْتُهُ رَكْعَةٌ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا بَرَاءَتَيْنِ، بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ
”Siapa yang menekuni (menjaga dengan teratur) shalat-shalat wajib selama 40 malam, tidak pernah tertinggal satu raka’atpun maka Allah akan mencatat untuknya dua kebebasan; yaitu terbebas dari neraka dan terbebas dari kenifakan.” (HR. Al-Baihaqi di dalam kitab Syu’abul Iman, no. 2746).
----------------------------------------------------------------------
Ah...
Betapa sayangnya Guru Kami (KH. Moh. Djamaluddin Ahmad Jombang) pada kami semua hingga tidak henti2nya beliau mengingatkan bahkan "ngobraki" agar kami bisa selalu shalat jama'ah. Teringat saat usia 9 th, itulah saat pertama dan terakhir mendapatkan marah dan cubitan ayah saat aq tidak shalat jamaah ashar di masjid. Terimakasih Tuhan.... kau pertemukan kami dengan beliau-beliau.
Ampuni kami yang telah sering meninggalkan shalat jama'ah. Bahkan kami telah melupakanMu saat kami harus mengingatMu. Ya Allah... Ridloilah Kami..... Taqdirkanlah kami dan anak turun kami sebagai ahli shalat jama'ah sebagaiamana kau taqdirkan orang tuaku dan guru kami..... AMIIN.
Post a Comment