Firman Alloh :
اَلْاَخِلَّاۤءُ يَوْمَئِذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَ
"Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa." (QS. Az-Zukhruf 43: Ayat 67)
Syaikh Ibnu Athoillah As-sakandari pernah berkata :
لا تصحب من لا ينهضك حاله, و لا يدلك على الله مقاله
" Jangan Kau Menjadikan Sahabat Orang Yang Tidak Membangkitkan Semangat Kepada Allah Dan Perkataannya Tidak Memimpin Ke Jalan Allah .."
ربما كنت مسيئا فاراك الاحسان منك صحبتك كمن هو اسوء حالا منك
" Kemungkinan Engkau Keliru Tetapi Dia Menganggapkan Engkau Benar Lantaran Persahabatan Engkau Dengan Orang Yang Lebih Rendah Halnya (Keadaan Rohaninya) Dari-Mu "
Dalam Sebuah syair Arab-pun dikatakan :
صديقك من أبكاك لا من أضحكك
" Temannmu ialah orang yang menangiskanmu (membuatmu menangis) bukan orang yang membuatmu tertawa ... "
Pershahabatan Menurut Sebagian As-salafus Sholih dan Ulama Shufi
وقيل صحب رجل ابراهيم بن أدهم , فلما أراد ان يفرقه قال له الرجل ان رايت في عيبا فنبهنى عليه , فقال ابراهيم : انى لم ار بك عيبا , لانى لاحطتك بعين الوداد فاستحسنت بك ما رايت , فسل غيرى عن عيبك.
Al-kisah, seseorang telah bersahabat dengan Ibrahim Bin Adham. Ketika hendak berpisah denganya ia berkata “Jika kau melihat aib pada diri saya, maka ingatkanlah aku ...”.
Ibrahim Bin Adham menjawab “ Saya tidak melihat Aib (cacat) pada dirimu karena saya melihatmu dengan rasa CINTA, sehingga saya menganggap baik semua yang aku lihat dari dirimu, oleh karena itu tanya-lah kepada orang lain tentang Aibmu.... ” (Risalatul Qusyairiyyah Hal. 295)
و قال ذو النون المصرى لا تصحب مع الله تعالى الا بالموافقة , و لا مع الخلق الا بالمناصحة , ولا مع النفس الا بالمخالفة , ولا مع الشيطان الا بالعداوة.
وقال رجل لذي النون المصري : من اصاحب ؟ فقال : من إذا مرضت عادك , وإذا أذنبت تاب عليك .
Dzun Al misri pernah berkata “ Janganlah bershahabat dengan Allah kecuali dengan beribadah kepada-NYA. Janganlah bershahabat dengan manusia kecuali saling memberi nasehat dan saling mengingatkan, Jangan-lah bershahabat dengan nafsu kecuali dengan MELAWAN-NYA,dan Janganlah bershahabat dengan setan kecuali MEMUSUHINYA ”
Kemudian seseorang bertanya kepada beliau “Lalu dengan siapakah kita bershahabat ?” Kemudian beliau menjawab “Bershahabatlah dengan seseorang yang jika kau sakit, Ia menjenguk-mu. Dan jika kamu bersalah, Ia memaafkanmu .....” (Risalatul Qusyairiyyah Hal. 296 terbitan )
Subhanalloh, Begitu pershahabatan yang didasari rasa Cinta karena Allah Azza Wajalla, Maka kelak akan dipertemukan dan tetap saling mengasihi.
Bergaul dengan orang-orang Sholeh meskipun kita bukan termasuk orang orang Sholeh, Dengan harapan semoga kita mendapat keberkahan dari mereka. Sebagaimana Perkataan Imam Syafi’i Rahimahulloh waardhoh :
أُحِبُّ الصَّـالِحِينَ وَلَسْتُ مِنْـهُمْ لَعَلِّي أَنْ أَنَـالَ بِـهِـمْ شَـفَاعَــــهْ
وَأَكْرَهُ مَنْ بِضَـاعَتُـهُ الْمَعَـاصِي وَإِنْ كُـنَّـا سَـوَاءً فِي الْبِـضَـاعَـــهْ
وَأَكْرَهُ مَنْ يُضِـيعُ الْعُمْرَ لَـهْـواً وَلَوْ كُـنْـتُ امْرَءاً جَـمَّ الإِضَـاعَـــهْ
“ Aku mencintai orang-orang sholeh meskipun aku bukan termasuk di antara mereka. “
“ Semoga bersama mereka aku bisa mendapatkan syafa'at kelak. “
“ Aku membenci para pelaku maksiat, meskipun aku tak berbeda dengan mereka. “
“ Aku membenci orang yang membuang-buang usianya dalam kesia-siaan walaupun aku sendiri adalah orang yang banyak menyia-nyiakan usia.. “
Selanjutnya, Imam Syafii berkata :
اِذَا كَانَ لَكَ صَدِيْقٌ فَشُدَّ بِيَدَيْكَ بِهِ, فَإِنَّ اتِّخَاذَ الصَّدِيْقِ صَعْبٌ, وَمُفَارَقَتُهُ سَهْلٌ
"Jika engkau memiliki sahabat maka peganglah kedua tangannya erat-erat, karena mencari sahabat (sejati) sangatlah sulit, sedang meninggalkan sahabat adalah perkara yang mudah"
مَنْ صَدَقَ فِي أُخُوَّةِ أَخِيْهِ: قَبِلَ عِلَلَهُ, وَسَدَّ خَلَلَهُ, وَعَفَا عَنْ زَلاَّتِهِ
"Siapa yang tulus menjalin persaudaraan dengan sahabatnya maka ia akan menerima kesalahan-kesalahannya, mengisi kekurangannya, dan memaafkan ketergelincirannya"
مَنْ نَمَّ لَكَ نَمَّ عَلَيْكَ, وَمَنْ نَقَلَ إِلَيْكَ نَقَلَ عَنْكَ
"Barangsiapa yang menyebarkan namimah (mengadu domba) kepadamu maka ia akan bernamimah tentangmu. Barangsiapa yang menukilkan kejelekan orang lain kepadamu, maka ia akan menukilkan kejelekanmu (kepada orang lain)"
Maksudnya jika ada seseorang berbuat namimah dihadapanmu atau mengghibahi saudaramu dihadapanmu maka berhati-hatilah, karena bisa jadi engkau adalah korban berikutnya, karenanya janganlah merasa aman bergaul dengannya, bertemanlah dengan orang orang sholah meskipun di dunia maya
Allah Azza Wajalla Mengingatkan :
وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
Janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS: Al-Kahfi Ayat: 28)
Shahabat, bukan saja seseorang yang bertemu, mengenal dirimu, berinteraksi dengan dirimu. Namun mereka yang senantiasa mengingatkanmu dalam keta’atan dikala dirimu terpeleset ke dalam dosa & kesalahan. Ketahuilah, orang yang selama ini kau anggap teman/ shahabat, kelak bisa saja mereka menjadi “Musuh” kita karena suatu ketika, sadar atau tidak kita pernah mendholimi mereka atau sebaliknya. Di Akhirat mereka “menuntut” kepada kepada kita atas kedholiman kita kepada mereka atau sebaliknya, Walhasil boleh dikata posisi mereka sekarang adalah “Musuh” bagi kita walaupun ketika di dunia mereka SEMPAT tertawa bersama kita.
Sungguh Indah Doa Nabi Dawud Alaihis Salam yang selayaknya kita “Amin”, Doa tersebut adalah :
اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ حُبَّكَ، وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَالْعَمَلَ الَّذِيْ يُبَلِّغُنِيْ حُبَّكَ. اللّهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِيْ وَأَهْلِيْ وَمِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ.
'Ya Allah, sesungguhnya aku memohon cintaMu, cinta orang yang mencintaiMu dan perbuatan yang mengantarkanku kepada cintaMu. Ya Allah, jadikanlah 'cintaMu' lebih aku cintai daripada diriku sendiri, keluargaku dan dari air yang dingin'." (HR Imam at-Tirmidzi, Kitab ad-Da'awat, Bab, 5/522, no. 3490) Amin ya Mujibas Sailin ..
Post a Comment