Ngaji Hikam Bab Nisfu Syakban
(Catatan Pribadi 30/04/2018)
Ada sebuah Cerita yang ditulis oleh Syekh Ahmad Sihabuddin bin Salamah al Qalyubbi di dalam kitab al-Nawadzir. Syekh Ahmad Sihabuddin bin Salamah al-Qalyubbi menulis satu kejadian pada zaman Nabi Isa AS.
Nabi Isa AS, pekerjaannya setiap hari adalah pelesir-pelesir untuk "ngopeni" umat. Beliau tidak pernah pulang, karena yang menjadikan Beliau untuk pulang tidak ada. Orang pulang biasanya karena tidak ada rumah, Nabi Isa tidak punya rumah. Orang pulang biasanya karena punya istri, beliau tidak punya istri. Orang pulang biasanya pulang karena hartanya, beliau tidak punya harta.
Jadi pekerjaan beliau adalah pelesir-pelesir tidak pernah pulang. Suatu hari beliau melihat gunung yang tinggi, diperintah oleh Allah untuk mendaki gunung yang tinggi tersebut. Setelah mendaki gunung ternyata di di atas gunung ada batu putih yang bersinar. Ukurannya besar karena di dalamnya ada kamarnya. Warnanya putih lebih putih dari susu.
Karena heran Nabi Isa mengelilingi kanan dan kiri batu tersebut. Kemudian Allah memberi wahyu, "Isa, apakah kamu heran dengan batu itu?. Nabi Isa berkata, "Iya Gusti, karena batu itu putih dan jernih, baru kali ini aku melihat batu seperti ini. Allah berfirman, "Isa apakah kamu mau aku beri tahu lagi perkara yang lebih mengherankan?. Nabi Isa berkata, "Iya Ya Roby".
Tiba-tiba batu terbuka, di dalam batu tersebut terdapat kamar yang di dalamnya ada orang tua yang shalat yang mengenakan jubah bulu, menggunakan tongkat warna hijau, di dapnnya ada tempat yang berisi anggur. Orang tua itu hanya ahalat terus. Salam, berdiri shalat lagi. Salam, berdiri, shalat lagi. Salam, berdiri, shalat lagi.
Nabi isa mencari kesempatan untuk salam. Ketika orang tua itu selesai dari shalatnya, Nabi Isa mengucapkan salam. Kemudian orang tua tersebut menjawab. Lalu Nabi Isa bertanya, "Pak Tua apa yang aku lihat di depanmu?. Orang tua menjawab, "Anggur, dan Anggur itulah yang menjadi makanan saya setiap hari". Nabi Isa bertanya lagi, "Pak Tua, sudah lama shalat di sini?. Orang tua itu menjawab, "baru saja, baru 400 tahun".
Setelah mendengar jawaban dari orang tua itu Nabi Isa Kemudian Nabi Isa matur kepada Allah, "Ya Allah saya menduga makhluk Jenegan yang paling utama adalah orang ini". Itu karena selama 400 tahun dia terus shalat dan tidak pernah maksiat. Lalu Allah menjawab, "Isa, besok kalau umatnya Nabi Muhammad SAW mendapat kesempatan pada "lailatu min nisfi syakban" (malam nisfu syakban), itu lebih utama dari shalatnya orang tua tersebut selamat 400 tahun.
Lalu Nabi Isa nelangsa, dan berkata kepada "يا ليتني كنت من أمة محمد". Yang artinya "Seandainya aku termasuk umatnya Nabi Muhammad SAW". Cerita ini menerangkan tentang fadilahnya malam Nisfu Syakban, yang tepat pada malam ini. Itu adalah hikayah yang ditulis oleh Syekh Ahamad Sihabuddin al-Qolyubi.
Di dalam kitab Durotun Nasihin, yang ditulis oleh Syekh Usman bin Hasan bin Ahmad al-Syakir al-Khorbani, disana diterangkan :
روي عن عطاء بن يسار رضي الله عنه أنّه قال: ما من ليلة بعد ليلة القدر أفضل من ليلة النصف شعبان
Artinya, tidak ada malam setelah malam Lailatul Qadr yang lebih utama daribada malam "Nisfu min Syakban".
Di dalam kitab Mukasafatil Qulub al-Muqaribu illa Alamil al-Ghuyub halaman 314, ditulis oleh Syekh al-Ghazali RA, bahwa malam Nisfu Syakban memiliki 5 nama yaitu :
1. Lailatul Iddzil Malaikah / ليلة عيد الملائكة
(Malam Raya Para Malaikat)
Diterangkan dalam kitab Mukasyafatil Qulub, bahwa sesungguhnya malaikat mempunyai 2 malam raya, yaitu Malam "Id" di atas langit. Seperti halnya orang muslim yang memiliki 2 Id di bumi. Malam Id-nya malaikat yang pertama adalah "lailatul baroah" yaitu malam nisfu sya'ban. Yang ke 2 Malam Laitul al-Qadr.
Adapaun hari raya orang muslim ada dua, yaitu Hari Raya Fitrah dan Hari Raya Adha. Malaikat memiliki hari raya dan orang muslim memiliki hari raya. Hari rayanya malaikat malam. Hari rayanya orang muslim siang hari. Oleh karena itu dinamakan "Iddzul Mailaikah".
2. Lailatul Itqi/ Baro'ah (Malam Pembebasan)
Di dalam kitab Abwabul Faraj halaman 269 yang ditulis oleh As Sayid Muhammad bin Alwi al-Maliki al-Hasani al-Makki, diterangakan hadist dari Sayidah Aisyah:
عن عائشة رضي الله عنها قالت: قال رسول الله صلي الله عليه وسلم: أتاني جبريل ـ عليه السلام ـ فقال: هذه الليلة ليلة النصف من شعبان, ولله فيها عتقاء من النار بعدد شعور غنم بني كلب, لا ينظر الله فيها إلي مشرك ولا إلي مشاحن, ولا إلي قاطع رحم ولا إلي مسبل, ولا إلي عاق لوالديه, ولا إلي مدمن خمر. رواه البيهقي
Artinya, Sayidah Aisyah RA berkata, Rasulullah SAW berkata, Malaikat Jibril datang kepadaku, dan berkata malam ini adalah Malam Nisfu Syakban, Malam ini Allah memerdekakan orang-orang dari neraka, jumlahnya sama dengan jumlahnya bulu sekelompok domba dari bani kalbin.
Jadi pada Malam Nisfu Sya'ban Allah memerdekakan orang ahli neraka. Belum kiamat kok sudah ada neraka?. Itu namanya "neraka sugro". Di dalam Alam Barzah juga ada surga namanya "Jannatu Sugra".
Ahli neraka yang di bebaskan dari siksa neraka sebanyak bulu domba dari Bani Kalbin (nama suku). Bani Kalbin adalah bani yang terkenal dengan kehidupannya sebagai peternak domba. Kalau orang Jawa, mengistilahkan "Dus Australi", yaitu domba yang bulunya banyak dan ekornya besar. Kalau sekelompok domba jumlahnya bisa lima puluh, bisa seratus bisa dua ratus. Itu oleh Malaikat Jibril tidak disebut, hanya disebutkan "sebanyak bulu sekelompok domba dari Bani Kalbin". Berarti Malaikat Jibril tidak tahu jumlahnya, yang mengetahui hanya Allah.
Dinamakan Lailatul Itqi karena Allah membebaskan Ahli Neraka atau baroaah. Yang tidak dibebaskan adalah (1) orang Musrik, belum sampai taubat (2) Musyakhin (orang yang tidak menyapa dengan sesamanya), (3) Orang yang memutus persaudaraan, (4) Musabbil, orang yang "mengelembreh-kan" sarung/ meksi/ celana/ jubah, yaitu orang yang sombong. Nabi ketika bersabda tentang Musabbil, Abu Bakar bertanya, Ya Rasulullah saya ini bagaimana?. Karena pada saat itu jubahnya Abu Bakar nyeret ke tanah. Rasulullah berkata, "Abu Bakar Kamu tidak termasuk ini, karena "musabil" maksudnya yang disertai dengan rasa takabur/ sombong. Maka Abu bakar tidak termasuk karena menyeret pakaian tidak disertai dengan kesombongan. (5) Orang yang menyakiti hati kedua orang tuanya. Zaman sekarang banyak sekali anak berani orang tua. Bahkan menyakiti dan membunuh orang tuanya. (6) Orang yang minuman keras sampai mati dan belum taubat.
Mereka (6 kelompok) itu, besok tidak termasuk yang dibebaskan dari neraka pada Malam Nisfu Syakban. Inilah sebabnya Malam Nisfu Syakban disebut Malam Lailatul Itqi atau Malam Lailatul Baroah.
3. Malam Lailatul Khayat (Malam Hidupnya Hati)
Rasullullah SAW bersabda yang ditulis dalam kitab Durotun Nasihin, juga dalam kitab Mukasafatil Qulub :
من أحيا ليلتي العيدين وليلة النصف من شعبان لم يمت قلبه يوم تموت القلوب. رواه المنذرى مرفوع.....
Artinya : Barangsiapa yang menghidupkan malamnya hari raya fitrah dan hari raya adha, dan malam nisfu syakban, hatinya tidak akan mati, diwaktu hati-hati manusia mati.
Maksudnya menghidupkan malam-malam pada hari raya fitrah, adha, dan separo dari syakban yaitu digunakan untuk ibadah, dengan membaca Al Quran, membaca shalawat. Itu namanya menghidupkan malam. Maka hatinya tidak akan mati di waktu hati-hati manusia mati.
Di jombang itu ada seseorang yang ketika malam nisfu syakban, dan malam-malam hari raya tidk tidur. Malamnya digunakan shalat, wiridan, sampai pagi.
Biasanya kalau berdoa menangis, kalau ada peristiwa kematian biasanya menangis. Apalagi kalau ada orang mati mendadak. Ketika dia tahu ada peristiwa orang mati mendadak setelah keluar dari bandara, dia berkata "aku juga bisa seperti ini, sehat kemudian mati". Saat itu dia langsung membuat surat wasiat. Termasuk saya mendapat wasiat. Ini namanya hatinya hidup. Karena Hati yang mati itu ada tandanya. Ini karena setiap malam hari raya dia tidak pernah tidur.
Menurut Syekh Ibnu Athoillah tandanya hati yang mati itu ada dua (1) Tidak susah jika ketinggalan ibadah. Contoh biasanya ngaji dan jamaah kemudian ketinggalan ngaji dan jamaah harusnya susah. Kalau tidak susah berarti hatinya mati.
Contohnya seperti Sayidina Umar yang ditulis dalam hadistnya sahabat. Sahabat Umar RA, memiliki kebun kurma yang subur, kemudian ketika siang hari masuk ke kebun. Saking bahagianya tidak terasa karena bahagia. Keluar dari kebun kurma berpapasan dengan rombongan yang jalan kaki, Sayidina Umar bertanya "Bapak-bapak ini darimana?". Rombongan menjawab, "luh Amirul Mukminin ini kan buyaran jamaah Ashar". Sayidina Umar berkata "Inalillahi wa Innailaihi Rojiun, Bapak-bapak saya ini ketinggalan jamaah Ashar gara-gara kebun kurma. Maka Anda sekalian saksikanlah kebun kurma saya wakafkan untuk faqir miskin karena menjadikan terlambat Jamaah". Kita beranikah seperti ini?. Ini tandanya susah karena kehilangan Ibadah.
Sahabat Abu Tholhah di dalam kitab Mukasafatul Qulub diceritakan beliau memiliki wiridan ratusan rakaat. Ketika beliau sidak di kebun, beliau menggunakan kesempatan itu untuk wiridan dan shalat sunah.
Beliau shalat dengan membuka mata, terlihat ada burung gibsy yang sayapnya warna warni. Matanya melihat burung tersebut yang terbang ke satu pohon kurma ke pohon kurma lain. Karena matanya melihat burung sampai jumlah rakaatnya lupa. Kemudian beliau susah dan menangis. Lalu sowan ke Nabi dan matur "Ya Rasulullah, saya kena fitnah". Rasul bertanya, "Fitnah Apa?". Abu Tolhah menjawab "Saya lupa jumlah rakaat shalat, gara-gara mata saya melihat burung gibsy di kebun kurma, maka dari itu Ya Rasul, kebun kurma ini saya pasrahkan Panjenengan".
Maka yang baik shalat itu memejamkan mata, karena kalau mata terbuka bisa membaca merk sarungnya teman.
(2) Tanda hati mati yang ke 2 adalah kalau melakukan dosa tidak menyesal. Entah matanya melihat yang dilarang Allah. Atau ngerasani atau meng adu-adu tidak menyesal. Kalau tidak menyesal, maka tidak bertaubat.
Jadi kalau mau menghidupkan malam dua hari raya dan malam nisfu syakban, hatinya tidak akan mati, maka dinamai malam lailatul khayat.
4. Lailatul Magfiroh wa Rohmah (Malam Pengampunan dan Kasih Sayang)
Di dalam kitab Abwabul Faraj halaman 269 ada sebuah hadist yang keterangannya sebagai berikut
Nabi memiliki istri 12, wafat di Makkah ada 3 yaitu Sayidah Roihanah, Sayidah Maimunah, Sayidah Khadijah. Yang 9 di bawa hijrah ke Madinah. Beliau menggilir istri-istrinya dengan adil, kalau semalam per orang, semuanya semalam. Kalau 3 malam per orang semua 3 malam.
Pada suatu malam gilirannya Sayidah Aisyah, beliau langsung ke masjid, dan shalat. Sujud lama dan tidak mengangkat kepala. Akhirnya Sayidah Aisyah ke Masjid. Jembol kaki nabi dipegang. Ternyata jempol kakinya masih bergerak. Kala begitu nabi masih hidup. Kemudain Sayidah Aisyah mendengarkan bacaan doa sujud nabi. Ternyata di dalam sujud Nabi membaca :
أعوذ بعفوك من عقبك، وأعوذ برضاك عن سخطك، وأعوذ بك منك إليك، لا أحصى ثناءً عليك أنت كما أثنيت على نفسك
Nabi membaca doa tersebut sampai lama sekali. Sampai di duga oleh Sayidah Aisyah sudah wafat. Ketika Nabi sudah mengankat kepala. Beliau berkata, "Ya Aisyah, Ya Khumaira, apa engkau menyangka nabi telah mengkhianatimu?". (menggunakan lafadz khosa artinya mengkhianati giliran istri). Aisyah menjawab, tidak Nabi. Adanya saya mencari ke masjid karena sujud Jenengan lama, saya kira Panjenengan wafat". Nabi menjawab, "Aisyah apakah kamu tahu malam ini?. Malam ini Allah mengampuni siapa saja yg meminta ampun, Allah merohmati siapa saja yang meminta rohmat. Kecuali orang2 yang telah di sebutkan tadi. Maka malam Nisfu Syakban dinamakan Malam Magfirah wa Rohmah.
5. Lailatul Syafaah (Malam Syafaat)
Hadisnya di tulis dalam kitab Mukasyafatil Qulub, yang artinya:
"Diriwayatkan ketika tanggal 13 bulan Syakban, beliau memintakan syafaat untuk umatnya. Allah hanya memberi pengampunan kepada 1/3 umatnya. Kemudain malam 14 Syakban diberi lagi 1/3 lagi dari umat beliau. Malam 15 kemudian diberi lagi 1/3 umatnya. Berarti ketika tanggal 15 semua mendapat syafaat. Jadi semua diberi syafaat oleh Nabi kecuali orang yang lari dari Allah yaitu orang yang tidak Iman. Syafaatnya Nabi besok pada hari kiamat dengan bersujud kepada Allah. Maka malam nisfu syakban disebut Malam Syafaat karena pada malam ini Nabi Muhammad memintakan ampun atas umatnya.
Di dalam kitab Majmu' Syarif, halaman 100 s.d 103 ada amalan Nisfu Syakban yaitu shalat 2 rakaaat. Setelah itu membaca Surat Yasin 3x dengan niat Lillahi Ta'alaa, dengan meminta 3 hal yaitu:
1. Minta umur panjang untuk ibadah Allah.
2. Minta rizki yang banyak untuk bekal ibadah Allah.
3. Minta tetapnya Iman.
Kemudian berdoa di Di dalam kitab Majmu' Syarif, halaman 100 s.d 103.
Di dalam kitab Mukasafatul Qulub waktunya leluasa, tidak harus setelah magrib. Diceritakan dari Sayiddina Ali, dari Nabi SAW, bahwa Nabi bersabda:
إذا كانت ليلة النصف من شعبان فقوموا ليلها وصوموا يومها فإنّ الله تبرك وتعالى ينزل فيها لغروب الشمس إلى سماء الدنيا، فيقول ألا من مستغفر فأغفر له، ألا من مسترزق فأرزقه، ألا من مبتلاً فأعافيه، إلى كذا و كذا حتى يطلع الفجر.رواه ابن ماجه
Artinya : "Apabila sudah datang malam nisfu syakban, ketika malam bangun dan shalatlah, ketika siang berpuasalah. Karena Allah turun ke langit dunia (artinya adalah utusannya Allah bukan Allah yang turun) mulai sari terbenam matahari dan menawarkan siapa malam ini minta ampun akan saya beri mapun, siapa yan minta rizki aku beri rizki, siapa yang sakit minta sehat saya beri kesehatan.
Allah menawarkan hal itu terus sampai terbitnya fajar. Mulai magrib (Ghurub as Saymsi) sampai Fahar. Maka waktu amalannya bebas boleh setelah magrib boleh setelah isyak, yang penting sebelum datanya fajar. Kalau mengikuti nabi sujudnya berdoa adalah :
أعوذ بعفوك من عقبك، وأعوذ برضاك عن سخطك، وأعوذ بك منك إليك، لا أحصى ثناءً عليك أنت كما أثنيت على نفسك.
Shalatnya bersama-sama boleh tapi jangan berjamaah. Di masjid silakan. Niat shalatnya adalah niat shalat sunat mutlaq, bukan "li Nisfi Syakban". Yaitu Shalat Sunah lillahi ta'alla. Sedangkan waktunya bebas. (*)
Post a Comment