Jangan di Klik

Featured Post Today
print this page
Latest Post

Duit

PINJEM DUIT

"Adi.., pinjem duit 400 ada gak? Nanti sore langsung aku ganti " Ari yang seorang kabag pagi - pagi buta datang kerumah Ardi untuk berhutang.
"Bentar ya ri, aku tanya istri dulu, duitnya di pegang istri soalnya." Ardi masuk ke dapur menemui istrinya yang sedang memasak sarapan untuk suami dan anak balitanya.
"Mah,  Ari pinjem uang 400 ada gak?"
"Ada  pah, tapi kalo dipinjem 400 sisa cuma seratus, aku cuma pegang lima ratus pah"
"Katanya nanti sore dibalikin mah"
"Ya udah ambil aja pah di dompetku, mungkin Ari butuh banget sampai pinjem uang pagi-pagi begini."
Ardi memberikan uang sebesar empat ratus ribu untuk ari. 
Namun, janji ari yang mengembalikan uang di sore hari ternyata tidak ditepati.
Hingga petang menjelang, ari tak menampakkan batang hidungnya. Memang ari dan Ardi berteman sejak SD. Ari orang kaya sedangkan ardi hanya sopir bajaj omprengan,itupun cuma ikut orang.
"Pah, uang yang seratus tadi mamah belanjain susu dedek, sama beli gas, tinggal tiga puluh ribu pah" istri Ardi bercerita pada suaminya.
"Iya mah, mudah-mudahan besok dibayar ya, mungkin gak sempet kesini" Ardi mencoba menenangkan istrinya.
Hingga keesokan harinya tetap tak ada tanda-tanda ari datang ke rumah Ardi. Hal ini membuat istri ardi berbelanja hanya beras dan tahu saja. Karena kebetulan beras juga habis.
"Sarapannya cuma pake tahu pah" istri Ardi menyodorkan tahu goreng hangat dan nasi.
"Iya mah, gak apa-apa, tahu juga enak"
"Bayaran papah kan masih seminggu hari lagi, kalo ari gak bayar hutang sekarang besok kita makan apa?"
"Nanti papah berangkat kerja coba mampir ke rumah ari ya mah, siapa tau udah bisa bayar."
Ardi mengeluarkan sepeda motornya  ke halaman depan. Dia coba menyalakan mesinnya tapi macet. Ternyata bensin kering.
"Kenapa pah? Rewel motornya?"
"Bensin abis mah!"
Istri ardi mengeluarkan uang dari saku bajunya. Hanya ada dua lembar uang. Sepuluh dan lima ribuan.
"Pah, ini buat beli bensin." Sang istri menyodorkan uang sepuluh ribu untuk Ardi.
"Nanti kalo dedek minta jajan gimana?"
"Masih ada lima ribu kok"
Ardi menjalankan motornya menuju tempat kerja. Tak lupa ia mampir ke rumah ari. Ketika Ardi sampai, ari sedang duduk santai minum teh dengan camilan pisang goreng dan beberapa kue kering.
"Ri, udah ada belum, katanya bayar siang, istriku udah gak pegang uang"
"Sabar!!! Kalo ada udah aku bayar! Nanti siang aku bayar!" Ari mmbentak Ardi dan meninggalkannya di teras. Ardi tak bisa berbuat apa-apa dan pergi menuju tempat kerjanya.
#@$_&
Ketika sore sebelum Ardi pulang, istri Ardi dan anaknya sedang bermain di ruang tamu. Datanglah tukang bakso dan mangkal di sekitar rumah Ardi. Tukang bakso itu adalah langganan anak ardi.
"Mama, dedek mau bakso!"
"Nanti ya, tunggu papah pulang"
"Dedek maunya sekarang!"
Istri Ardi tak sanggup menjelaskan keadaan ekonominya pada sang buah hati. Ia terus menerus merengek pada ibunya. Sesekali ia mengintip dari balik kaca, melihat teman-temannya membeli bakso.
Harga 1 porsi bakso tujuh ribu, sedangkan uang yang dimiliki istri Ardi hanya lima ribu saja.
Tak tega melihat anaknya merengek akhirnya uang itu digunakan untuk membeli bakso.
"Bang, beli baksonya lima ribu boleh?yang kecil aja gak apa-apa."
Tukang bakso membolehkan dan segera meracik bakso untuk anak Ardi.
"Ini mbak baksonya!" Tukang bakso itu memberikan tiga plastik bakso dengan porsi penuh.
"Lho Bang! Aku cuma beli lima ribu!"
"Iya, itu bonus buat mbak yang udah langganan bakso saya"
"Makasih bang"
Istri Ardi membawa bakso itu dan memberikannya seporsi untuk anak semata wayangnya. Tak lama, Ardi pulang.
"Pah, kebetulan sekali, kita dapet rejeki dari Abang tukang bakso, dikasih tiga bungkus padahal beli lima ribu, ayo bang kita makan bareng"
Suaminya terlihat bahagia melihat istrinya senyum2. Merekapun makan bakso hingga kenyang..
"Pah, aku udah gak pegang uang, bagaiman belanja besok?"
"Papah, udah coba tagih ari, tapi papah malah dibentak, besok papa libur, nanti papah tagih lagi ya mah." Ardi membelai lembut kepala sang istri.
Keesokan harinya, di meja makan hanya tersaji nasi dan kecap. Tak ada lagi uang untuk dibelanjakan. Sang anak menolak untuk makan. Istri Ardi hanya bisa menangis.
Ardi pun bergegas, melihat istri dan anaknya makan nasi dan kecap. Ia pergi ke tempat ari dan menagihnya lagi.
"Ari, aku udah bener-bener gak ada uang buat makan"
Ari yang sedang menyeruput kopi tak menjawab ucapan Ardi. Ia masuk ke kamar, tak lama ia keluar lagi membawa uang.
"Nih, makan tuh uang!! Pinjem duit segitu aja ditagih terus, takut apa aku gak akan bayar?" Ari melempar uang pada Ardi. Empat lembar uang seratus ribuan jatuh di lantai. 
Ardi memungutnya dan pergi pulang.
"Mah, ari udah bayar, buruan belanja sana" Ardi memberikan uang pada istrinya tanpa menceritakan apa yang terjadi.
Sang istri bergegas ke warung sayur dan dijalan ia berpapasan dengan ari,
Istri Ardi baru akan menyapa ari, namun ari malah buang muka terlihat sekali ia marah.
Setelah belanja sang istri bercerita pada suami tentang apa yang dialaminya. Barulah Ardi menceritakan semuanya...
 
 
Terkadang orang memberikan hutang bukan berarti dia kaya, dia hanya memposisikan dirinya jika yang berhutang adalah dirinya yang sedang butuh uang. Namun kebanyakan orang yang diberi hutang menyepelekan hal itu. Dan sudah jadi rahasia umum jika yang berhutang memang lebih galak..

Kerja keras itu biasa, merasa cukup itu baru luar biasa...

Orang dekat bisa jadi jauh
Saudara pun bisa menjauh dan tak menganggap gara2 ini

#copas
0 comments

Maulid Nabi Muhammad SAW

MULUDAN

Jika membaca maulid yang berisi syair-syair rangkaian pujian pada Rasulullah SAW adalah bid'ah yang buruk (sayyi'ah) karena tidak pernah ada redaksinya dalam qur'an maupun hadits,  maka para muballigh dan tokoh agama baik dari kalangan NU, Muhammadiyah, Wahabi, Salafi dan lainnya adalah orang paling sering melakukan bid'ah sayyi'ah (buruk). Hampir di setiap muqoddimah ceramahnya selalu merangkai pujian pada Allah (alhamdulillah) dengan tambahan kalimat-kalimat yang tidak pernah ada redaksinya dalam al-Qur'an maupun hadits.

Jika merayakan hari kelahiran Rasulullah saw yang berisi rangkaian mulai dari bersedekah, menghormati tamu, dzikir bersama, memuji rasulullah bersama, membaca sholawat bersama, berdoa bersama dan mengaji bersama adalah bid'ah sayyi'ah karena tidak diajarkan Rasulullah, maka perayaan peresmian pesantren, perayaan peresmian gedung islamic center, perayaan peresmian gedung TPQ, perayaan ulang tahun anak kita atau perayaan lainnya juga bid'ah sayyiah karena tidak pernah dicontohkan Rasulullah. 

Berbicara maulid mengingatkan saya pada Dr. KH. Mustain Syafi'i, M. Ag. Tebuireng. Suatu saat saya duduk bersama beliau di kantor Institut Agama Islam Bani Fattah (IAIBAFA)  Jombang. Obrolan serius diselingi guyon kemudian mengarah pada bahasan hukum dan amaliah NU. Waktu itu membahas tahlil. Panjang lebar beliau menyampaikan. Lalu beliau mengakhiri dengan dawuh:

"Memilih hukum itu yang menguntungkan juga. Karena kita sama-sama tidak tahu apakah tahlil itu pahalanya sampai pada orang yang mati atau tidak. Kan ini hasil ijtihad. Jika hari ini kita tidak mau tahlil,  tapi ternyata besok di akhirat tahlil itu benar-benar berpahala dan pahalanya sampai pada mayit,  maka beruntunglah yang anak-anaknya bertahlil untuk dirinya yang sudah mati. Dan pasti merugi (getun) orang-orang yang tidak mau tahlil, yang membid'ahkan tahlil dan anaknya tidak membacakan tahlil untuk dia yang sudah mati". 

Saya berfikir, sama halnya jika ada yang membid'ahkan perayaan maulid dan tidak mau membaca maulid, kelak akan merugi (getun: jawa). Tapi saya yakin betul bahwa pembacaan dan peringatan maulid Nabi SAW adalah ajaran yang sesuai dengan syariat islam sebagai ekspresi kecintaan pada yang layak dicintai, Nabi Muhammad Saw. 

Lupakah kita betapa banyak ekspresi cinta para sahabat kepada Rasulullah SAW. Saking cintanya sahabat Ukasyah hingga berani "berbohong" pada Rasul agar beliau mau membuka bajunya, lalu dipeluklah Rasulullah saw hingga kulitnya menempel dengan kulit Rasulullah SAW. Apakah Rasulullah mengajarkan itu sebelumnya? Tidak. Tapi Rasulullah bahkan memberi jaminan surga pada Ukasyah. 

Lupakah kita bahwa sahabat Thalhah ibnu Ubaidillah yang mempertaruhkan nyawanya (sama halnya dengan bunuh diri yang hukumnya haram) demi untuk melindungi Rasulullah Saw saat perang uhud. Tapi melihat hal itu, Rasul malah memberi izin dan jaminan surga padanya. 

Sementara kita,  memandang wajahnya saja kita tidak bisa apalagi memeluknya dan berperang bersama. Maka ekspresi kecintaan kita padanya adalah dengan memuji dan menyebut namanya melalui bacaan maulid dan sholawat nabi. Atau agar tumbuh rasa cinta di hati kita, maka sesering mungkin kita memuji dan menyebut namanya. Tentu disertai dengan menjalankan sunnahnya. 

Rasulullah adalah manusia paling mulia. Tak pantas kita menyebut nama Rasul tanpa disertai pujian. Maka tidak pernah ada bacaan sholawat yang bisa dinilai bid'ah sayyi'ah karena sholawat apapun dan bagaimanapun kalimatnya adalah untaian kalimat indah tentang pujian dan penghargaan pada Rasulullah saw yang secara tersirat diperintahkan oleh Allah dalam surat an-Nur ayat 63:

لَا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا ۚ

“Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain)...”

Tak pantas kita tidak sesering mungkin membaca sholawat, karena Allah dan para malaikat-Nya selalu membaca sholawat. Saat kita membaca sholawat sama halnya kota sedang bersama Allah dan malaikat-Nya. Firman Allah dalam surat al-Ahzab ayat 56:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”

Biarlah ekspresi cinta kalian pada Rasulullah tidak dengan membaca maulid, tidak dengan merayakan maulid, bahkan dengan membid'ahkannya. Dan biarkanlah juga kami mengekspresikan cinta kami kepada Rasul kami diantaranya dengan membaca dan merayakan maulid. Kita sama-sama mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Dari Anas bin Malik ra. beliau berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:

مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً ، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطياتٍ ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ

“Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak)”. 

Dalam hadits lain:

قال النبي صلى الله عليه وسلم: {مَنْ صَلَّى عَليَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا}.

Nabi saw. bersabda, “Siapa yang membaca shalawat atasku satu kali, maka Allah akan bershalawat (memberikan rahmat) untuknya sepuluh kali.”

Dalam hadits lain:

وقال صلى الله عليه وسلم: {مَنْ نَسِيَ الصَّلاَةَ عَلَيَّ فَقَدْ أَخْطَأَ طَرِيْقَ الجَنَّةِ}.

Nabi saw. bersabda, “Siapa yang lupa membaca shalawat atasku (dengan sengaja), maka sungguh ia telah salah (dalam melewati) jalan surga.”

Dan masih banyak hadits-hadits tentang keutamaan membaca shalawat. 

Dalam Targhibul Musytaqin Syarah Nadham Maulid Barzanji, Syekh Abdullah bin Isa al-Anshari bercerita:
 
كانت بجواري امرأة صالحة ولها ولد صالح فكانت فقيرة لا شيئ لها إلا دينارا واحدا من ثمن غزلها فماتت وكان ذلك الولد يقول: هذا من ثمن غزل أمي والله لا أصرفه إلا في أمر الآخرة

وخرج ذات يوم في حاجة له فمر بقوم يقرءون القرآن وعملوا مولد النبي صلى الله عليه وسلم في ربيع الأول فجلس عندهم وسمع ذلك ثم نام في ليلته فرأى في منامه كأن القيامة قد قامت وكأن مناديا ينادي : أين فلان بن فلان؟ يذكر جماعة. فساقهم إلى الجنة وذلك الشاب معهم. وقال المنادي : إن الله جعل لكم منكم قصرا في الجنة فدخل ذلك الشاب قصرا لم ير أحسن منه والحور العين فيه كثيرة وعلى أبوابه خدام وباقي القصور ألطف من القصر الذي دخل فيه فأراد الدخول فيه فلما هم بالدخول قال له الخدام: ليس هذا لك وإنما هو للذي عمل مولد رسول الله صلى الله عليه وسلم. 

فلما أصبح ذلك الشاب صرف ذلك الدينار على مولد النبي صلى الله عليه وسلم فرحا برؤياه, وجمع الفقراء يذكرون الله  ويقرءون القرآن ومولده صلى الله عليه وسلم وقص على الجماعة رؤياه ففرحوه بذلك, ونذر أن لا يقطع مولد النبي صلى الله عليه وسلم ما دام حيا ثم نام فرأى أمه في المنام في هيئة حسنة وفي حلل من حلل الجنة ولها رائحة الجنة وقبل يدها وقبلت هي رأسه, وقالت: جزاك الله خيرا يا ولدي لقد أتاني ملك وأعطاني هذه الحلل فقال لها : من أين لك هذه الكرامة ؟ فقالت : لأنك قد صنعت بالدينار الذي ورثته مني مولد سيد الأولين والآخرين ، وهذا جزاء من عظم نبيه وعمل مولده. إهـ
[ترغيب المشتاقين شرح منظومة البرزنجي ص ٤]

Saya punya tetangga seorang wanita shalihah yg punya anak shaleh pula. Ia orang faqir yg tak punya apa-apa kecuali uang 1 dinar (setara emas 4,25 gr) dari hasil ia anyaman. Suatu hari wanita itu meninggal. Maka berkata anaknya tadi : Uang 1 dinar ini adalah jerih payah ibuku dari menganyam, demi Allah tidak akan aku belanjakan kecuali dalam hal ukhrawi.

Suatu hari keluarlah anak itu untuk suatu keperluan maka bertemulah ia dengan sekelompok orang yg membaca Al-Qur'an dan merayakan Maulid Nabi Muhammad ﷺ maka ia ikut duduk disitu dan mendengarkan (bacaan maulid hingga selesai). Setelah anak itu tidur menjelang larut malam ia bermimpi seakan-akan kiamat sudah terjadi. Ia mendengar ada orang memanggil-manggil : Dimana fulan bin fulan ? Suara itu menyebut sekelompok orang dan menggiringnya masuk ke surga termasuk didalamnya anak tadi. Kemudian terdengar suara : Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala memberikan sebuah istana bagi masing-masing kalian di surga. Kemudian anak itu masuk sebuah istana yg sangat indah tiada tara yg penuh dengan bidadari dg para pelayan surga diberbagai yg siaga disetiap pintu. Tidak hanya itu, didalamnya ada banyak istana yg lebih kecil dari istana sebelumnya. Disaat anak itu mau masuk tiba tiba ada suara : Istana ini hanya bagi mereka yg mengadakan acara Maulid Nabi Muhammad ﷺ.

Keesokan harinya anak itu membelanjakan uangnya yg 1 dinar untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad ﷺ karena bahagia dengan mimpi yg dialaminya semalam. Ia kumpulkan orang-orang fakir, mereka berdzikir, membaca Al-Qur'an dan Maulid Maulid Nabi Muhammad ﷺ. Ia menceritakan mimpinya pada jemaah yang hadir dan mereka bahagia mendengar cerita mimpi itu. Tidak hanya itu, si anak bernadzar akan selalu menggelar acara mau maulidan selama hidupnya. 

Setelah acara selesai anak itu tidur dan bermimpi bertemu Ibunda tercinta dengan dandanan yg sangat cantik dihiasi dengan perhiasan surga yg sangat indah. Dari tubuh ibunya terdengar semerbak aroma surga. Ia cium tangan ibunya dan ibunya membalas dengan mencium kepalanya sambil berkata : Semoga Allah subhanahu wa ta'ala memberikan balasan yg terbaik anakku, telah datang kepadaku seorang malaikat dan memberiku semua perhiasan ini. Anak itu bertanya : Dari mana ibu mendapatkan keagungan ini ? Ibunya menjawab : Ini karena engkau merayakan maulid Baginda Rasulillah ﷺ dengan uang 1 dinar yg aku wariskan kepadamu. Ini adalah balasan bagi orang yg mengagungkan nabinya dan merayakan maulidnya. 

Wallohu A'lam bish Showab.
Moh. Dliya'ul Chaq

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا بِقَدْرِ عَظَمَةِ ذَاتِكَ فِيْ كُلِّ وَقْتٍ وَحِيْنٍ

=========================

0 comments

Khutbah Nikah Singkat


 اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِى خَلَقَ مِنَ اْلمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرَا وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلُ الْخَلْقِ وَاْلوَرَا وَ عَلىٰ اٰلِهِ وَصَحْبِهِ صَلَاةً وَسَلَامًا كَثِيْرًا  أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقِوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالٰى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: ياَ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَاعْلَمُوْا أَنَّ النِكَاحَ سُنَّةٌ مِنْ سُنَنِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَمَا وَاللهِ إِنِّى لَأَخْشَاكُمْ لِلهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لٰكِنِّى أَصُوْمُ وَأُفْطِرُ ، وَأُصَلِّى وَأَرْقُدُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِى فَلَيْسَ مِنِّي وَقَالَ أَيْضًا يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ وَقَالَ أَيْضًا خَيْرُ النِّسَاءَ إِمْرَأَةٌ إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ، وَإِذَا أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ، وَإِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفَظَتْكَ فِي نَفْسِهَا وَمَالِكَ وَقَالَ اللهُ تَعَالٰى يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللهِ أَتْقَاكُمْ  وَقَالَ أَيْضًا وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُوْنُوْا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ 
بَارَكَ اللهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِىْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَالذِّكِرِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّىْ وَمِنْكُمَ تِلَاوَتَهُ إِنِّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُواْ اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْا اللهَ اْلعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِوَالِدينا وَلِمَشَايِخِنا وَلِسَائِرِ الْمُسِلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 
استغفر الله العظيم
استغفر الله العظيم
استغفر الله العظيم الذي لااله الا هو الحي القيوم وأتوب اليه. 
أشهد أن لااله الا الله وأشهد أن محمدا رسول الله
أشهد أن لااله الا الله وأشهد أن محمدا رسول الله
أشهد أن لااله الا الله وأشهد أن محمدا رسول الله

0 comments

Tradisi keluarga Rasulullah saat Idul Fitri

Pada saat malam Takbiran, Sayyidina Ali ibn Abi Thalib Karramallahu wajhahu terlihat sibuk membagi-bagikan gandum dan Kurma. Beliau bersama istrinya, Sayyidah Fathimah az-Zahra, Sayyidina Ali menyiapkan tiga karung gandum dan dua karung Kurma. Terihat, Sayyidina Ali memanggul gandum, sementara istrinya Sayyidah Fatimah menuntun Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein. Mereka sekeluarga mendatangi kaum fakir miskin untuk disantuni.

Esok harinya tiba Shalat ‘Idul Fitri. Mereka sekeluarga khusyuk mengikuti Shalat jama’ah dan mendengarkan khutbah. Selepas khutbah ‘Id selesai, keluarga Baginda Rasulullah Saw itu pulang ke rumah dengan wajah berseri-seri.

Sahabat beliau, Ibnu Rafi’i bermaksud untuk mengucapkan selamat ‘Idul Fitri kepada keluarga putri Baginda Rasulullah Saw. Sampai di depan pintu rumah, alangkah tercengang Ibnu Rafi’i melihat apa yg dimakan oleh keluarga Baginda Rasulullah Saw itu. Sayyidina Ali, Sayyidah Fatimah, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein yg masih balita, dalam ‘Idul Fitri makanannya adalah gandum tanpa mentega, gandum basi yg baunya tercium oleh sahabat Nabi itu.

Seketika itu Ibnu Rafi’i berucap Istighfar, sambil mengusap-usap dadanya seolah ada yg nyeri di sana. Mata Ibnu Rafi’i berlinang butiran bening, perlahan butiran itu menetes di pipinya. Kecamuk dalam dada Ibnu Rafi’i sangat kuat, setengah lari ia pun bergegas menghadap Baginda Rasulullah Saw. Sesampainya tiba di depan Baginda Rasulullah,
“Ya Rasulullah.... Ya Rasulullah..... Ya Rasulullah.... putri Baginda dan cucu Baginda....” ujar Ibnu Rafi’i.

“Ada apa, wahai sahabatku?” tanya Baginda Rasulullah saw.

“Tengoklah ke rumah putri Baginda, Ya Rasulullah.... Tengoklah cucu Baginda, Hasan dan Husein.....”

“Kenapa keluargaku?”

“Tengoklah sendiri oleh Baginda, saya tidak kuasa mengatakan semuanya.....”

Baginda Rasulullah Saw pun bergegas menuju rumah Sayyidah Fatimah. Tiba di teras rumah, tawa bahagia mengisi percakapan antara Sayyidina Ali, Sayyidah Fatimah dan kedua putranya. Mata Baginda Rasulullah Saw pun berlinang. Beliau menangis melihat keluarga putri tercinta dan dua cucunya yg hanya makan gandum basi dihari Raya Idul Fitri...
😭

Di saat semua orang berbahagia, di saat semua orang makan yg enak-enak. Keluarga Baginda Rasulullah Saw penuh tawa bahagia dengan hanya makan gandum yg baunya tercium tak sedap.

“Ya Allah, Allahumma isyhad...Ya Allah, Allahumma isyhad... (Ya Allah saksikanlah, saksikanlah......) Di hari ‘Idul Fitri keluargaku makanannya adalah gandum yg basi. Mereka membela kaum papa, Ya Allah. Mereka mencintai kaum fuqara dan masakin. Mereka relakan lidah dan perutnya mengecap makanan basi, asalkan kaum fakir-miskin bisa memakan makanan yg lezat. Allahumma isyhad, saksikanlah Ya Allah, saksikanlah......” bibir Baginda Rasulullah saw berbisik lembut.....
😭

Sayyidah Fathimah tersadar kalau di luar pintu rumah, sang ayah sedang berdiri tegak.
“Duhai ayahanda, ada apa gerangan ayah menangis?”

Baginda Rasulullah Saw tak tahan mendengar pertanyaan itu. Setengah berlari ia memeluk putri kesayangannya sambil berujar,
“Surga untukmu, Nak... Surga untukmu.....”

Demikianlah, menurut Ibnu Rafi’i, keluarga Baginda Rasulullah Saw pada hari ‘Idul Fitri menyantap makanan yg basi dan bau. Ibnu Rafi’i berkata,
“Aku diperintahkan oleh Baginda Rasulullah Saw agar tidak menceritakan tradisi keluarganya setiap ‘Idul Fitri dan aku pun simpan kisah itu dalam hatiku. Namun, selepas Baginda Rasulullah Saw wafat, aku takut dituduh menyembunyikan Hadits, maka aku ceritakan hal ini agar menjadi pelajaran bagi segenap kaum Muslimin.”

(Musnad Imam Ahmad, jilid 2, hlm. 232).

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد

0 comments

Black Jade Aceh

Black Jade Asli Aceh (Bukan Korea)
- Khasiat sama dengan Black Jade Korea
- Asli Batu Giok Hitam Dari Aceh (asal negeri sendiri)
- Tembus Sorot Senter (Hijau)
- Nempel Magnet
- Air Betadine menjadi netral jika dicelup batu ini
- Harga jauh lebih murah dari pada asal korea

Khasiat Balck Jade:
1. Melancarkan Sirkulasi Darah. Batu black jade bisa memancarkan ion negatif yang paling murni yang dapat menormalkan irama detak jantung. Tidak hanya itu, ion negatifnya bisa menstabilkan tekanan darah yang bermanfaat bagi Anda yang memiliki penyakit hipertensi. Black jade juga bisa mencegah penggumpalan darah sehingga dapat mencegah penyakit jantung, stroke dan masalah trigliserida. Cocok juga bagi yang sering merasakan capek, pegal, linu, sakit kepala, sakit/nyeri area pundak, bahkan penderita penyakit lainnya.
2. Menangkal Radikal Bebas.
Batu black jade bisa membantu menangkal radikal bebas yang biasa menyerang tubuh. Oleh karena itu, batu giok hitam ini dapat mencegah penyakit seperti vertigo sampai kanker. Batu ini juga dipercaya oleh banyak orang bisa mencegah penuaan dini pada pemakainya. Cocok bagi yang sangat sering menggunakan android, laptop, komputer atau alat elektronik lainnya.
3. Meningkatkan Kebahagiaan. Black jade dapat meningkatkan hormon endorfin penggunanya. Sehingga stres terhindari/berkurang dan kebahagiaan pun menjadi meningkat.
4. Menjaga Kekebalan Tubuh dan Vitalitas.
Black jade ini pada umumnya baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh, namun pada dasarnya dapat meningkatkan energi Anda dan meningkatkan kesuburan serta vitalitas pria. Selain itu, mampu membantu mengaktifkan sel-sel baik dalam tubuh.
(Sumber khasiat di liputan 6: https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/2825119/bukan-hoax-ini-4-manfaat-giok-hitam-bagi-kesehatan-tubuh)

0 comments

Kisah Shodaqoh, Riya' dan Kebaikan Orang Tua

KISAH AHMAD BIN MISKIN DAN DUA LEMBAR ROTI
"NAFSU TERSEMBUNYI"

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Beberapa pakar sejarah Islam meriwayatkan sebuah kisah menarik.
Kisah Ahmad bin Miskin, seorang ulama abad ke-3 Hijriah dari kota Basrah, Irak. Beliau bercerita:

Aku pernah diuji dengan kemiskinan pada tahun 219 Hijriyah.
Saat itu, aku sama sekali tidak memiliki apapun,
sementara aku harus menafkahi seorang istri dan seorang anak.
Lilitan hebat rasa lapar terbiasa mengiringi hari-hari kami.

Maka aku bertekad untuk menjual rumah dan pindah ke tempat lain.
Akupun berjalan mencari orang yang bersedia membeli rumahku.

Bertemulah aku dengan sahabatku Abu Nashr dan kuceritakan kondisiku.
Lantas, dia malah memberiku 2 lembar roti isi manisan dan berkata:
“Berikan makanan ini kepada keluargamu.”

Di tengah perjalanan pulang, aku berpapasan dengan seorang wanita fakir bersama anaknya. Tatapannya jatuh di kedua lembar rotiku. Dengan memelas dia memohon:
“Tuanku, anak yatim ini belum makan, tak kuasa terlalu lama menahan rasa lapar yang melilit.
Tolong beri dia sesuatu yang bisa dia makan. Semoga Allah merahmati Tuan.”

Sementara itu, si anak menatapku polos dengan tatapan yang takkan kulupakan sepanjang hayat. Tatapan matanya menghanyutkan fikiranku dalam khayalan ukhrowi,
seolah-olah surga turun ke bumi, menawarkan dirinya kepada siapapun yang ingin meminangnya,
dengan mahar mengenyangkan anak yatim miskin dan ibunya ini.

Tanpa ragu sedetikpun, kuserahkan semua yang ada ditanganku.
“Ambillah, beri dia makan”, kataku pada si ibu.

Demi Allah, padahal waktu itu tak sepeserpun dinar atau dirham kumiliki.
Sementara di rumah, keluargaku sangat membutuhkan makanan itu.

Spontan, si ibu tak kuasa membendung air mata dan si kecilpun tersenyum indah bak purnama.

Kutinggalkan mereka berdua dan kulanjutkan langkah gontaiku,
sementara beban hidup terus bergelayutan dipikiranku.

Sejenak, kusandarkan tubuh ini di sebuah dinding,
sambil terus memikirkan rencanaku menjual rumah.
Dalam posisi seperti itu, tiba-tiba Abu Nashr dengan kegirangan mendatangiku.

“Hei, Abu Muhammad...!
Kenapa kau duduk duduk di sini sementara limpahan harta sedang memenuhi rumahmu?”,
tanyanya.

“Subhanallah....!”, jawabku kaget. “Dari mana datangnya?”

“Tadi ada pria datang dari Khurasan.
Dia bertanya-tanya tentang ayahmu atau siapapun yang punya hubungan kerabat dengannya.
Dia membawa berduyun-duyun angkutan barang penuh berisi harta,” ujarnya.

"Terus?”, tanyaku keheranan.

Dia itu dahulu saudagar kaya di Bashroh ini. Kawan ayahmu.
Dulu ayahmu pernah menitipkan kepadanya harta yang telah ia kumpulkan selama 30 tahun.
Lantas dia rugi besar dan bangkrut. Semua hartanya musnah, termasuk harta ayahmu.

Lalu dia lari meninggalkan kota ini menuju Khurasan.
Di sana, kondisi ekonominya berangsur-angsur membaik. Bisnisnya melejit sukses.
Kesulitan hidupnya perlahan lahan pergi, berganti dengan limpahan kekayaan.
Lantas dia kembali ke kota ini, ingin meminta maaf dan memohon keikhlasan ayahmu
atau keluarganya atas kesalahannya yang lalu.

Maka sekarang, dia datang membawa seluruh harta hasil keuntungan niaganya
yang telah dia kumpulkan selama 30 tahun berbisnis.
Dia ingin berikan semuanya kepadamu,
berharap ayahmu dan keluarganya berkenan memaafkannya.

Dengan perubahan drastis nasib hidupnya ini, Ahmad bin Miskin melanjutkan ceritanya:

Kalimat puji dan syukur kepada Allah berdesakan meluncur dari lisanku.
Sebagai bentuk syukur. Segera kucari wanita faqir dan anaknya tadi.
Aku menyantuni dan menanggung biaya hidup mereka seumur hidup.

Aku pun terjun di dunia bisnis seraya menyibukkan diri dengan kegiatan sosial,
sedekah, santunan dan berbagai bentuk amal salih.
Adapun hartaku, terus bertambah melimpah ruah tanpa berkurang.

Tanpa sadar, aku merasa takjub dengan amal salihku.
Aku merasa, telah mengukir lembaran catatan malaikat dengan hiasan amal kebaikan.
Ada semacam harapan pasti dalam diri,
bahwa namaku mungkin telah tertulis di sisi Allah dalam daftar orang orang shalih.

Suatu malam, aku tidur dan bermimpi.
Aku lihat, diriku tengah berhadapan dengan hari kiamat.
Aku juga lihat, manusia bagaikan ombak, bertumpuk dan berbenturan satu sama lain.

Aku juga lihat, badan mereka membesar. Dosa-dosa pada hari itu berwujud dan berupa,
dan setiap orang memanggul dosa-dosa itu masing-masing di punggungnya.

Bahkan aku melihat, ada seorang pendosa yang memanggul di punggungnya beban besar
seukuran kota Basrah, isinya hanyalah dosa-dosa dan hal-hal yang menghinakan.

Kemudian, timbangan amal pun ditegakkan, dan tiba giliranku untuk perhitungan amal.

Seluruh amal burukku ditaruh di salah satu sisi timbangan,
sedangkan amal baikku di sisi timbangan yang lain.
Ternyata, amal burukku jauh lebih berat daripada amal baikku..!

Tapi ternyata, perhitungan belum selesai.
Mereka mulai menaruh satu persatu berbagai jenis amal baik yang pernah kulakukan.

Namun alangkah ruginya aku.
Ternyata dibalik semua amal itu terdapat NAFSU TERSEMBUNYI.
Nafsu tersembunyi itu adalah riya, ingin dipuji, merasa bangga dengan amal shalih.
Semua itu membuat amalku tak berharga.
Lebih buruk lagi, ternyata tidak ada satupun amalku yang lepas dari nafsu-nafsu itu.

Aku putus asa.
Aku yakin aku akan binasa.
Aku tidak punya alasan lagi untuk selamat dari siksa neraka.

Tiba-tiba, aku mendengar suara, “Masihkah orang ini punya amal baik?”

“Masih...”, jawab suara lain. “Masih tersisa ini.”

Aku pun penasaran, amal baik apa gerangan yang masih tersisa? Aku berusaha melihatnya.

Ternyata, itu HANYALAH dua lembar roti isi manisan yang pernah kusedekahkan
kepada wanita fakir dan anaknya.

Habis sudah harapanku...
Sekarang aku benar benar yakin akan binasa sejadi-jadinya.

Bagaimana mungkin dua lembar roti ini menyelamatkanku,
sedangkan dulu aku pernah bersedekah 100 dinar sekali sedekah
(100 dinar = +/- 425 gram emas = Rp 250 juta), dan itu tidak berguna sedikit pun.
Aku merasa benar-benar tertipu habis-habisan.

Segera 2 lembar roti itu ditaruh di timbanganku.
Tak kusangka, ternyata timbangan kebaikanku bergerak turun sedikit demi sedikit,
dan terus bergerak turun sampai-sampai lebih berat sedikit dibandingkan timbangan kejelekanku.

Tak sampai disitu, tenyata masih ada lagi amal baikku.
Yaitu berupa air mata wanita faqir itu yang mengalir saat aku berikan sedekah.
Air mata tak terbendung yang mengalir kala terenyuh akan kebaikanku.
Aku, yang kala itu lebih mementingkan dia dan anaknya dibanding keluargaku.

Sungguh tak terbayang,
saat air mata itu ditaruh, ternyata timbangan baikku semakin turun dan terus memberat.
Hingga akhirnya aku mendengar suatu suara berkata, “Orang ini selamat dari siksa neraka..!”

Hikmah :
Masih adakah terselip dalam hati kita nafsu ingin dilihat hebat
oleh orang lain pada ibadah dan amal-amal kita..?

Semoga bermanfaat
Silahkan share

Sumber :
"Ar-Rafi’i dalam Wahyul Qalam (2/153-160)"

0 comments

Cerita inspiratif

Bagus utk di renungkan.                
Kisah berikut ini adalah tentang apa yang terjadi di rumah tangga....

Seorang putra tidak suka tinggal di rumah, karena ayah ibunya selalu ‘ngomel’, ia tak suka bila ayahnya mengomelinya untuk hal-hal kecil ini....

"Nak ! Kalau keluar kamar matikan kipas anginnya."
“Matikan TV, jangan biarkan hidup tapi tak ada yang menonton !

“Simpan pena yang jatuh ke kolong meja di tempatnya !”

Tiap hari dia harus ta'at pada hal-hal ini sejak kecil, saat bersama keluarga di rumah.

Maka tibalah hari ini, saat dia menerima panggilan untuk wawancara kerja...

“Dalam hati dia berkata : "Begitu mendapat pekerjaan, saya akan sewa rumah sendiri.
Tak akan ada lagi omelan ibu ayah," begitu pikirnya.

Ketika hendak pergi untuk interview, ayahnya berpesan :

“Nak ! Jawablah pertanyaan yang diajukan tanpa ragu-ragu.

Bahkan jika engkau tidak tahu jawabannya, katakan sejujurnya dengan percaya diri....”

Ayahnya memberinya uang lebih banyak dari ongkos yang dibutuhkan untuk menghadiri wawancara....

Setiba di pusat wawancara, diperhatikannya bahwa tidak ada penjaga keamanan di gerbang.

Meskipun pintunya terbuka, gerendelnya menonjol keluar, dan bisa membuat yang lewat pintu itu menabrak atau bajunya tersangkut grendel.

Dia geser gerendel ke posisi yang benar, menutup pintu dan
masuk menuju kantor.

Di kedua sisi jalan dia lihat tanaman bunga yang indah.
Tapi ada air mengalir dari selang dan tak ada seorang pun disekitar situ.
Air meluap ke jalan setapak.

Diangkatnya selang dan diletakkannya di dekat salah satu tanaman dan melanjutkan kembali langkahnya.

Tak ada seorang pun di area resepsionis.
Namun, ada petunjuk bahwa wawancara di lantai dua. ...

Dia perlahan menaiki tangga.

Lampu yang dinyalakan semalam masih menyala, padahal sudah pukul 10 pagi.

Peringatan ayahnya terngiang di telinganya :

"Mengapa kamu meninggalkan ruangan tanpa mematikan lampu ?"

Dia merasa agak jengkel oleh pikiran itu, namun dia tetap mencari saklar dan mematikan lampu.

Di lantai atas di aula besar dia lihat banyak calon duduk menunggu giliran.

Melihat banyaknya pelamar, dia bertanya-tanya, apakah masih ada peluang baginya untuk diterima ?

Diapun menuju aula dengan sedikit gentar dan menginjak karpet dekat pintu bertuliskan "Selamat Datang" ...

Diperhatikannya bahwa karpet itu terbalik. Spontan saja dia betulkan, walau dengan sedikit kesal.

Dilihatnya di beberapa baris di depan banyak yang menunggu giliran, sedangkan barisan belakang kosong.

Terdengar suara kipas angin, dimatikanya kipas yang tidak dimanfaatkan dan duduk di salah satu kursi yang kosong....

Banyak pria memasuki ruang wawancara dan segera pergi dari pintu lain.

Sehingga tak mungkin ada yang bisa menebak apa yang ditanyakan dalam wawancara.

Tibalah gilirannya, dia masuk dan berdiri di hadapan pewawancara dengan agak gemetar dan pesimis....

Sesampainya di depan meja,  pewawancara langsung mengambil sertifikat, dan tanpa bertanya langsung berkata :
"Kapan Anda bisa mulai bekerja ?"

Dia terkejut dan berpikir, "apakah ini pertanyaan jebakan, atau tanda bahwa telah diterima untuk bekerja disitu ?"
Dia bingung.

Apa yang Anda pikirkan ?" tanya sang boss lalu melanjutkan :

"Kami tidak mengajukan pertanyaan kepada siapa pun di sini.

Sebab hanya dengan mengajukan beberapa pertanyaan, kami tak akan dapat menilai siapa pun.

Tes kami adalah untuk menilai sikap orang tersebut...

Kami melakukan tes tertentu berdasarkan sikap para calon...

Kami mengamati setiap orang melalui CCTV, apa saja yg dilakukannya ketika melihat  gerendel di pintu, selang air yang mengalir, keset "selamat datang", kipas atau lampu yang tak perlu...

Anda satu-satunya yang melakukan.
Itu sebabnya kami memutuskan untuk memilih Anda !”

Hatinya terharu, dia ingat ayahnya....
Dia yg selalu merasa jengkel terhadap disiplin dan omelan ibu ayahnya.

Kini dia menyadari bahwa justru omelan dan disiplin yg ditanamkan orang tuanyalah yang membuatnya diterima pada perusahaan yang diinginkannya...

Kekesalan dan kemarahannya pada ayahnya seketika sirna...

.....Hanya Anda satu-satunya yang melakukan apa yang kami harapkan dari seorang manajer, maka kami putuskan menerima Anda bekerja disini.......

Ayah ! Ma'afkan anakmu,  bisiknya dalam hati penuh rasa haru dan bersyukur.

Dia akan minta maaf kepada ayahnya, dia akan ajak ayahnya melihat tempat kerjanya...
Dia pulang ke rumah dengan bahagia...

Apapun yang orang tua katakan pada anaknya,  adalah demi kebaikan anak-anak itu sendiri, untuk menyiapkan masa depan yang baik !

"Batu karang tak akan menjadi patung yang indah bernilai tinggi, jika tak dapat menahan rasa sakit saat pahat bekerja memotongnya"...

Untuk menjadi pribadi  yang indah, kita perlu menerima dan mematuhi nasehat yang baik.

Kebiasaan baik akan muncul dari perilaku buruk yang dipahat dan dibuang dari diri kita...

Ibu menggendong anak di pinggangnya untuk memeluk, memberi makan dan untuk membuatnya tidur..

Tetapi ayah mengangkat anak dan mendudukkan di pundaknya, untuk membuatnya melihat dunia yang tidak bisa dilihat anaknya...

Ayah dan ibu adalah pahlawan, yang kasih sayangnya layaknya guru yang mendampingi anak sepanjang kehidupan...

Perlakukanlah orangtua sebaik-baiknya, agar jadi contoh dan bimbingan dari generasi ke generasi, yang menerima estafet kehidupan...

Untuk dibagikan ke para orang tua dan anak-anak tercinta....

Semoga bermanfaat !

0 comments
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. EKSPLORIA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger