Jangan di Klik

Featured Post Today
print this page
Latest Post

Nishfu Sya'ban

Ngaji Hikam Bab Nisfu Syakban
(Catatan Pribadi 30/04/2018)

Ada sebuah Cerita yang ditulis oleh Syekh Ahmad Sihabuddin bin Salamah al Qalyubbi di dalam kitab al-Nawadzir. Syekh Ahmad Sihabuddin bin Salamah al-Qalyubbi menulis satu kejadian pada zaman Nabi Isa AS.

Nabi Isa AS, pekerjaannya setiap hari adalah pelesir-pelesir untuk "ngopeni" umat. Beliau tidak pernah pulang, karena yang menjadikan Beliau untuk pulang tidak ada. Orang pulang biasanya karena tidak ada rumah, Nabi Isa tidak punya rumah. Orang pulang biasanya karena punya istri, beliau tidak punya istri. Orang pulang biasanya pulang karena hartanya, beliau tidak punya harta.

Jadi pekerjaan beliau adalah pelesir-pelesir tidak pernah pulang. Suatu hari beliau melihat gunung yang tinggi, diperintah oleh Allah untuk mendaki gunung yang tinggi tersebut. Setelah mendaki gunung ternyata di di atas gunung ada batu putih yang bersinar. Ukurannya besar karena di dalamnya ada kamarnya. Warnanya putih lebih putih dari susu.

Karena heran Nabi Isa mengelilingi kanan dan kiri batu tersebut. Kemudian Allah memberi wahyu, "Isa, apakah kamu heran dengan batu itu?. Nabi Isa berkata, "Iya Gusti, karena batu itu putih dan jernih, baru kali ini aku melihat batu seperti ini. Allah berfirman, "Isa apakah kamu mau aku beri tahu lagi perkara yang lebih mengherankan?. Nabi Isa berkata, "Iya Ya Roby".

Tiba-tiba batu terbuka, di dalam batu tersebut terdapat kamar yang di dalamnya ada orang tua yang shalat yang mengenakan jubah bulu, menggunakan tongkat warna hijau, di dapnnya ada tempat yang berisi anggur. Orang tua itu hanya ahalat terus. Salam, berdiri shalat lagi. Salam, berdiri, shalat lagi. Salam, berdiri, shalat lagi.

Nabi isa mencari kesempatan untuk salam. Ketika orang tua itu selesai dari shalatnya, Nabi Isa mengucapkan salam. Kemudian orang tua tersebut menjawab. Lalu Nabi Isa bertanya, "Pak Tua apa yang aku lihat di depanmu?. Orang tua menjawab, "Anggur, dan Anggur itulah yang menjadi makanan saya setiap hari". Nabi Isa bertanya lagi, "Pak Tua, sudah lama shalat di sini?. Orang tua itu menjawab, "baru saja, baru 400 tahun".

Setelah mendengar jawaban dari orang tua itu Nabi Isa Kemudian Nabi Isa matur kepada Allah, "Ya Allah saya menduga makhluk Jenegan yang paling utama adalah orang ini". Itu karena selama 400 tahun dia terus shalat dan tidak pernah maksiat. Lalu Allah menjawab, "Isa, besok kalau umatnya Nabi Muhammad SAW mendapat kesempatan pada "lailatu min nisfi syakban" (malam nisfu syakban), itu lebih utama dari shalatnya orang tua tersebut selamat 400 tahun.

Lalu Nabi Isa nelangsa, dan berkata kepada "يا ليتني كنت من أمة محمد". Yang artinya "Seandainya aku termasuk umatnya Nabi Muhammad SAW". Cerita ini menerangkan tentang fadilahnya malam Nisfu Syakban, yang tepat pada malam ini. Itu adalah hikayah yang ditulis oleh Syekh Ahamad Sihabuddin al-Qolyubi.

Di dalam kitab Durotun Nasihin, yang ditulis oleh Syekh Usman bin Hasan bin Ahmad al-Syakir al-Khorbani, disana diterangkan :

روي عن عطاء بن يسار رضي الله عنه أنّه قال: ما من ليلة بعد ليلة القدر أفضل من ليلة النصف شعبان

Artinya, tidak ada malam setelah malam Lailatul Qadr yang lebih utama daribada malam "Nisfu min Syakban".

Di dalam kitab Mukasafatil Qulub al-Muqaribu illa Alamil al-Ghuyub halaman 314, ditulis oleh Syekh al-Ghazali RA, bahwa malam Nisfu Syakban memiliki 5 nama yaitu :

1. Lailatul Iddzil Malaikah / ليلة عيد الملائكة
(Malam Raya Para Malaikat)
Diterangkan dalam kitab Mukasyafatil Qulub, bahwa sesungguhnya malaikat mempunyai 2 malam raya, yaitu Malam "Id" di atas langit. Seperti halnya orang muslim yang memiliki 2 Id di bumi. Malam Id-nya malaikat yang pertama adalah "lailatul baroah" yaitu malam nisfu sya'ban. Yang ke 2 Malam Laitul al-Qadr.

Adapaun hari raya orang muslim ada dua, yaitu Hari Raya Fitrah dan Hari Raya Adha. Malaikat memiliki hari raya dan orang muslim memiliki hari raya. Hari rayanya malaikat malam. Hari rayanya orang muslim siang hari. Oleh karena itu dinamakan "Iddzul Mailaikah".

2. Lailatul Itqi/ Baro'ah (Malam Pembebasan)
Di dalam kitab Abwabul Faraj halaman 269 yang ditulis oleh As Sayid Muhammad bin Alwi al-Maliki al-Hasani al-Makki, diterangakan hadist dari Sayidah Aisyah:

عن عائشة رضي الله عنها قالت: قال رسول الله صلي الله عليه وسلم: أتاني جبريل ـ عليه السلام ـ فقال: هذه الليلة ليلة النصف من شعبان, ولله فيها عتقاء من النار بعدد شعور غنم بني كلب, لا ينظر الله فيها إلي مشرك ولا إلي مشاحن, ولا إلي قاطع رحم ولا إلي مسبل, ولا إلي عاق لوالديه, ولا إلي مدمن خمر. رواه البيهقي

Artinya, Sayidah Aisyah RA berkata, Rasulullah SAW berkata, Malaikat Jibril datang kepadaku, dan berkata malam ini adalah Malam Nisfu Syakban, Malam ini Allah memerdekakan orang-orang dari neraka, jumlahnya sama dengan jumlahnya bulu sekelompok domba dari bani kalbin.

Jadi pada Malam Nisfu Sya'ban Allah memerdekakan orang ahli neraka. Belum kiamat kok sudah ada neraka?. Itu namanya "neraka sugro". Di dalam Alam Barzah juga ada surga namanya "Jannatu Sugra".

Ahli neraka yang di bebaskan dari siksa neraka sebanyak bulu domba dari Bani Kalbin (nama suku). Bani Kalbin adalah bani yang terkenal dengan kehidupannya sebagai peternak domba. Kalau orang Jawa, mengistilahkan "Dus Australi", yaitu domba yang bulunya banyak dan ekornya besar. Kalau sekelompok domba jumlahnya bisa lima puluh, bisa seratus bisa dua ratus. Itu oleh Malaikat Jibril tidak disebut, hanya disebutkan "sebanyak bulu sekelompok domba dari Bani Kalbin". Berarti Malaikat Jibril tidak tahu jumlahnya, yang mengetahui hanya Allah.

Dinamakan Lailatul Itqi karena Allah membebaskan Ahli Neraka atau baroaah. Yang tidak dibebaskan adalah (1) orang Musrik, belum sampai taubat (2) Musyakhin (orang yang tidak menyapa dengan sesamanya), (3) Orang yang memutus persaudaraan, (4) Musabbil, orang yang "mengelembreh-kan" sarung/ meksi/ celana/ jubah, yaitu orang yang sombong. Nabi ketika bersabda tentang Musabbil, Abu Bakar bertanya, Ya Rasulullah saya ini bagaimana?. Karena pada saat itu jubahnya Abu Bakar nyeret ke tanah. Rasulullah berkata, "Abu Bakar Kamu tidak termasuk ini, karena "musabil" maksudnya yang disertai dengan rasa takabur/ sombong. Maka Abu bakar tidak termasuk karena menyeret pakaian tidak disertai dengan kesombongan. (5) Orang yang menyakiti hati kedua orang tuanya. Zaman sekarang banyak sekali anak berani orang tua. Bahkan menyakiti dan membunuh orang tuanya. (6) Orang yang minuman keras sampai mati dan belum taubat.

Mereka (6 kelompok) itu, besok tidak termasuk yang dibebaskan dari neraka pada Malam Nisfu Syakban. Inilah sebabnya Malam Nisfu Syakban disebut Malam Lailatul Itqi atau Malam Lailatul Baroah.

3. Malam Lailatul Khayat (Malam Hidupnya Hati)
Rasullullah SAW bersabda yang ditulis dalam kitab Durotun Nasihin, juga dalam kitab Mukasafatil Qulub :

من أحيا ليلتي العيدين وليلة النصف من شعبان لم يمت قلبه يوم تموت القلوب. رواه المنذرى مرفوع.....

Artinya : Barangsiapa yang menghidupkan malamnya hari raya fitrah dan hari raya adha, dan malam nisfu syakban, hatinya tidak akan mati, diwaktu hati-hati manusia mati.

Maksudnya menghidupkan malam-malam pada hari raya fitrah, adha, dan separo dari syakban yaitu digunakan untuk ibadah, dengan membaca Al Quran, membaca shalawat. Itu namanya menghidupkan malam. Maka hatinya tidak akan mati di waktu hati-hati manusia mati.

Di jombang itu ada seseorang yang ketika malam nisfu syakban, dan malam-malam hari raya tidk tidur. Malamnya digunakan shalat, wiridan, sampai pagi.

Biasanya kalau berdoa menangis, kalau ada peristiwa kematian biasanya menangis. Apalagi kalau ada orang mati mendadak. Ketika dia tahu ada peristiwa orang mati mendadak setelah keluar dari bandara, dia berkata "aku juga bisa seperti ini, sehat kemudian mati". Saat itu dia langsung membuat surat wasiat. Termasuk saya mendapat wasiat. Ini namanya hatinya hidup. Karena Hati yang mati itu ada tandanya. Ini karena setiap malam hari raya dia tidak pernah tidur.

Menurut Syekh Ibnu Athoillah tandanya hati yang mati itu ada dua (1) Tidak susah jika ketinggalan ibadah. Contoh biasanya ngaji dan jamaah kemudian ketinggalan ngaji dan jamaah harusnya susah. Kalau tidak susah berarti hatinya mati.

Contohnya seperti Sayidina Umar yang ditulis dalam hadistnya sahabat. Sahabat Umar RA, memiliki kebun kurma yang subur, kemudian ketika siang hari masuk ke kebun. Saking bahagianya tidak terasa karena bahagia. Keluar dari kebun kurma berpapasan dengan rombongan yang jalan kaki, Sayidina Umar bertanya "Bapak-bapak ini darimana?". Rombongan menjawab, "luh Amirul Mukminin ini kan buyaran jamaah Ashar". Sayidina Umar berkata "Inalillahi wa Innailaihi Rojiun, Bapak-bapak saya ini ketinggalan jamaah Ashar gara-gara kebun kurma. Maka Anda sekalian saksikanlah kebun kurma saya wakafkan untuk faqir miskin karena menjadikan terlambat Jamaah". Kita beranikah seperti ini?. Ini tandanya susah karena kehilangan Ibadah.

Sahabat Abu Tholhah di dalam kitab Mukasafatul Qulub diceritakan beliau memiliki wiridan ratusan rakaat. Ketika beliau sidak di kebun, beliau menggunakan kesempatan itu untuk wiridan dan shalat sunah.

Beliau shalat dengan membuka mata, terlihat ada burung gibsy yang sayapnya warna warni. Matanya melihat burung tersebut yang terbang ke satu pohon kurma ke pohon kurma lain. Karena matanya melihat burung sampai jumlah rakaatnya lupa. Kemudian beliau susah dan menangis. Lalu sowan ke Nabi dan matur "Ya Rasulullah, saya kena fitnah". Rasul bertanya, "Fitnah Apa?". Abu Tolhah menjawab "Saya lupa jumlah rakaat shalat, gara-gara mata saya melihat burung gibsy di kebun kurma, maka dari itu Ya Rasul, kebun kurma ini saya pasrahkan Panjenengan".

Maka yang baik shalat itu memejamkan mata, karena kalau mata terbuka bisa membaca merk sarungnya teman.

(2) Tanda hati mati yang ke 2 adalah kalau melakukan dosa tidak menyesal. Entah matanya melihat yang dilarang Allah. Atau ngerasani atau meng adu-adu tidak menyesal. Kalau tidak menyesal, maka tidak bertaubat.

Jadi kalau mau menghidupkan malam dua hari raya dan malam nisfu syakban, hatinya tidak akan mati, maka dinamai malam lailatul khayat.

4. Lailatul Magfiroh wa Rohmah (Malam Pengampunan dan Kasih Sayang)
Di dalam kitab Abwabul Faraj halaman 269 ada sebuah hadist yang keterangannya sebagai berikut

Nabi memiliki istri 12, wafat di Makkah ada 3 yaitu Sayidah Roihanah, Sayidah Maimunah, Sayidah Khadijah. Yang 9 di bawa hijrah ke Madinah. Beliau menggilir istri-istrinya dengan adil, kalau semalam per orang, semuanya semalam. Kalau 3 malam per orang semua 3 malam.

Pada suatu malam gilirannya Sayidah Aisyah, beliau langsung ke masjid, dan shalat. Sujud lama dan tidak mengangkat kepala. Akhirnya Sayidah Aisyah ke Masjid. Jembol kaki nabi dipegang. Ternyata jempol kakinya masih bergerak. Kala begitu nabi masih hidup. Kemudain Sayidah Aisyah mendengarkan bacaan doa sujud nabi. Ternyata di dalam sujud Nabi membaca :

أعوذ بعفوك من عقبك، وأعوذ برضاك عن سخطك، وأعوذ بك منك إليك، لا أحصى ثناءً عليك أنت كما أثنيت على نفسك

Nabi membaca doa tersebut sampai lama sekali. Sampai di duga oleh Sayidah Aisyah sudah wafat. Ketika Nabi sudah mengankat kepala. Beliau berkata, "Ya Aisyah, Ya Khumaira, apa engkau menyangka nabi telah mengkhianatimu?". (menggunakan lafadz khosa artinya mengkhianati giliran istri). Aisyah menjawab, tidak Nabi. Adanya saya mencari ke masjid karena sujud Jenengan lama, saya kira Panjenengan wafat". Nabi menjawab, "Aisyah apakah kamu tahu malam ini?. Malam ini Allah mengampuni siapa saja yg meminta ampun, Allah merohmati siapa saja yang meminta rohmat. Kecuali orang2 yang telah di sebutkan tadi. Maka malam Nisfu Syakban dinamakan Malam Magfirah wa Rohmah.

5. Lailatul Syafaah (Malam Syafaat)
Hadisnya di tulis dalam kitab Mukasyafatil Qulub, yang artinya:

"Diriwayatkan ketika tanggal 13 bulan Syakban, beliau memintakan syafaat untuk umatnya. Allah hanya memberi pengampunan kepada 1/3 umatnya. Kemudain malam 14 Syakban diberi lagi 1/3 lagi dari umat beliau. Malam 15 kemudian diberi lagi 1/3 umatnya. Berarti ketika tanggal 15 semua mendapat syafaat. Jadi semua diberi syafaat oleh Nabi kecuali orang yang lari dari Allah yaitu orang yang tidak Iman. Syafaatnya Nabi besok pada hari kiamat dengan bersujud kepada Allah. Maka malam nisfu syakban disebut Malam Syafaat karena pada malam ini Nabi Muhammad memintakan ampun atas umatnya.

Di dalam kitab Majmu' Syarif, halaman 100 s.d 103 ada amalan Nisfu Syakban yaitu shalat 2 rakaaat. Setelah itu membaca Surat Yasin 3x dengan niat Lillahi Ta'alaa, dengan meminta 3 hal yaitu:

1. Minta umur panjang untuk ibadah Allah.
2. Minta rizki yang banyak untuk bekal ibadah Allah.
3. Minta tetapnya Iman.
Kemudian berdoa di Di dalam kitab Majmu' Syarif, halaman 100 s.d 103.

Di dalam kitab Mukasafatul Qulub waktunya leluasa, tidak harus setelah magrib. Diceritakan dari Sayiddina Ali, dari Nabi SAW, bahwa Nabi bersabda:

  إذا كانت ليلة النصف من شعبان فقوموا ليلها وصوموا يومها فإنّ الله تبرك وتعالى ينزل فيها لغروب الشمس إلى سماء الدنيا، فيقول ألا من مستغفر فأغفر له، ألا من مسترزق فأرزقه، ألا من مبتلاً فأعافيه، إلى كذا و كذا حتى يطلع الفجر.رواه ابن ماجه

Artinya : "Apabila sudah datang malam nisfu syakban, ketika malam bangun dan shalatlah, ketika siang berpuasalah. Karena Allah turun ke langit dunia (artinya adalah utusannya Allah bukan Allah yang turun) mulai sari terbenam matahari dan menawarkan siapa malam ini minta ampun akan saya beri mapun, siapa yan minta rizki aku beri rizki, siapa yang sakit minta sehat saya beri kesehatan.

Allah menawarkan hal itu terus sampai terbitnya fajar. Mulai magrib (Ghurub as Saymsi) sampai Fahar. Maka waktu amalannya bebas boleh setelah magrib boleh setelah isyak, yang penting sebelum datanya fajar. Kalau mengikuti nabi sujudnya berdoa adalah :

أعوذ بعفوك من عقبك، وأعوذ برضاك عن سخطك، وأعوذ بك منك إليك، لا أحصى ثناءً عليك أنت كما أثنيت على نفسك.

Shalatnya bersama-sama boleh tapi jangan berjamaah. Di masjid silakan. Niat shalatnya adalah niat shalat sunat mutlaq, bukan "li Nisfi Syakban". Yaitu Shalat Sunah lillahi ta'alla. Sedangkan waktunya bebas. (*)

0 comments

Sambutan Penerimaan Pengantin (2)

Sambutan Terima Pengantin (2)
(Contoh)

Alhamdulillahilladzi ahalla lanannikah wa abghodossifakh...
Asyahdu an lailaha illallah al malikul fattah...
Wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rosuluhu adda'i ila sabilinnajah
Allohummasholli wa sallim wa barik ala sayyidina wa mawlana muhammad wa ala alihi wa ashabihi dzawil falakh
Subahnaka la ilma lana illa ma allamtana innaka antal alimul hakim. Wa tub alayna innaka anta tawaburokhim. Wa taqobbal minna innaka antassamiul alim. Wa allimna milladunka ilman nafi'a ya dzal jalali wal ikrom.
Robbisrokhli Sodri Wa yassirli amri wahlul uqdatan millisani yafqohu qouli.
Amma ba'du....

Qola ta'ala fi kitabhil karim. Audzubillahi minassaythonirrojim:

وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًۭا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةًۭ وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يَتَفَكَّرُونَ

HAdrotal afadhil ulama'anal kirom, poro alim, poro kyai-ibu nyai, poro sesepuh pinisepuh, poro ustadz-ustadzah..
Wabilkhusus panjenenganipun Romo Kyai Haji ..........
Lan poro kyai sanesipun ingkang tansah kawulo ta'dzimi lan kulo ajeng2 nasehatipun.
Poro bapak lan poro ibu sederek sedoyo undangan ingkang minulyo...
Shohibudda'wah, panjenenganipun bapak Asyim lan Ibu Rochimah soho  keluargo agung ingkang sanubagiyo, khususipun kemanten kekaleh mbak putri kalean mas eko ingkang dinten niki paling berbahagia.

Bu..  Pak.. Remen geh ningali pengantin? Rasulullah geh remen ningali ningali manten. Menawi wonten manten, Rasul mesti maringi kado. Jenengan wau beto kado ta mboten? Hehe...  Rasul niku ngado ten kemanten. Nopp kadone? Gelas kale piring. Mboten!! Niku lak arek sememi....  Kadone Rasulullah niku dungo. Dungone Barokallohu laka wa baroka alayka wa jama'a baynakuma fi khoir. Monggo sareng2 geh. Kulo maos lajeng jenengan geh...
Bismillahirrohmanirrohim.
Barokallohu laka wa baroka alayka wa jama'a baynakuma fi khoir.
Walhamdulillahirobbil alamin.

Poro rawuh sedoyo ingkang minulyo.
1. Kawulo Mewakili bapak Asyim lan ibu Rochimah ngaturaken ahlan wa sahlan bi khudlurikum, sugeng rawih, selamat datang dumateng sedoyo tamu undangan khususipun keluarga pengantin jaler saking sememi baru.
Atas kerawuhan panjenengan sedoyo, kulo wakil bapak asyim lan ibu rochimah estu2 bingah, syukur dumateng Allah, matur nuwun dumateng panjenengan sedoyo mboten saget ngaturi punopo2 namung saget matur jazakumulloh ahsanal jaza', jakumulloh khoiron katsiro. Mugio kerawuhan panjenengan kacatet dados amal soleh lan diwales kalean Allah kanti sak sae2ipun piwales fiddunya wal akhiroh. Amiiin ya Robbal Alamin....
Lan mugio silaturrahim puniko dados lantaran barokah dumateng pemganten kekaleh. Amin Allohumma Amiin.....

Poro rawuh sedoyo ingkang minulyo, sejatosipun acara puniko sampun dipersiapaken awit dangu. Nanging pasti wonten kekuranganipun. Pramilo meniko, bilih wonten pasugatan lan tempat ugi punopo kemawon ingkang mboten nyeceki dumateng manahipun panjenengan sedoyo, estu2 nyuwun agunging samudro pangaksami.
أن أريد وأنت تريد ولكن الله يفعل ما يريد
Kita hanya bisa berusaha, nanging Allah ingkang menentukan segalanya.

Poro rawih, kolowau sampun dipasrahaken kanti cetho, bilih mas eko dipasrahaken dumateng kluarga bapak Asyim anggenipun dipun gulowentahaken ingkang sae, Kulo atas nami wakil bapak Asyim kalean ibu Rochimah estu2 nampi kanthi bingah estu2 nerami kanthi waosan bismillahirrohmanirrohim bismillahi tawakkaltu Alalloh La Hawla Wala Quwwat Illa billahil Aliyyil Adzim. Mugio bapak Asyim soho ibu Rochima sageto nggulowentah ingkang sae. Bimbing kanthi sae. Sehinggo kemanten kekaleh puniko saget membina rumah tangga kanti sakinah mawaddah wa rohmah lan mugio keparingan putro putri ingkang sholeh lan sholihah. Amiin Ya Robbal Alamin...

Kemantene guya guyu....  Bungah. Bahagia. Lapo kok bahagia? Karena berhasil melaksanakan ibadah sing cocok karo karepe nafsu. Mboten gus. Kulo nikah ikhkas mboten kerantem nafsu. Prettt. Nek jare morosepah estri kulo,  PRUSS! Lha wong gusti Allah mawon olehe ngimimg2 menungso ben gelem nikah niku mboten mdamel perintah Rabio sing ikhlas,  mboten. Kanjeng nabi geh mboten ndamel bahasa nikah iku kudu ikhlas. Mboten. Tapi iming2e ndamel bahasa sing nyenengno karepe menungso. Niki salah setunggal hadits:

عن أبي سعيد الخدري – رضي الله عنه – أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال:
(( إن الرجل إذا نظر إلى امرأته, ونظرت إليه, نظر الله تعالى إليهما نظرة رحمة , فإذا أخذ بكفها تساقطت ذنوبهما من خلال أصابعهما ))

Nek ono wong lanang ndelok bojone, bojone yo bales ndelok. Akhire delok2an, Gusti Allah bakal paring rohmat nang pasangan iku mau. Delok2an ae lho oleh rohmate Gusti Allah. Mangke mantuk ndugi mriki, bojone smpean deloki dewe2. Pingin eroh contone? Kemanten, sampean pingin oleh rohmate gusti Allah opo ora? Ayo ndang delok2an....  Nah...  Niki contone buk pak....

Terusane hadits. Sing lanang terus merkes tangane sing wedok, duso2ne dilebur kalean Allah lewat sela2ne deriji. Merkes tangan ae dusone disepuro, opo maneh merkes liyane... Mantul ndugi mriki ndang perkes-perkesan geh. Kulo yakin mantene mantun niki geh perkes2an...

Geh ngoten niku bahasane Rasulullah mengajak para bujangan untuk menikah. Gak usah bahasa sing ikhlas...  sing khusyu'. Mboten. Mergo tujuane nikah niku لكثرة النسل (memperbanyal anak). Carane yo opo? Yo gawe anak. Bendino gpp?  Gak popo...

Nah, nek pingin nduwe anak sing apik,  sing sholeh, wong tuone kudu apik disek kudu sholeh disek. Pribahasane, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Mamulo ulama'2 biyen nek ate kumpul ambek bojone, poso disek, sholat taubat disek, wiridan disek, moco istighfar ping sewu, sholawat ping sewu. Bojone geh poso. Baru kumpul. Anake, soleh2, berhasil2.

Delok2an, perkes2an lan sakteruse,  termasuk gawe anak kale nduwe anak, ngoten niku salah setunggale coro untuk meraih sakinah,  mawaddah wa rohmah.

Quran geh sami kale hadits. Bahasane geh nyenengno karepe menungso. Mboten mdamel bahasa nikah sing ikhlas. Dawuhe Allah surat annur ayat 32:
وَأَنكِحُوا۟ ٱلْأَيَٰمَىٰ مِنكُمْ وَٱلصَّٰلِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَآئِكُمْ ۚ إِن يَكُونُوا۟ فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌۭ
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendiri ( bujangan ) di antara kalian dan orang-orang shaleh diantara para hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka dalam keadaan miskin, Allah-lah yang akan menjadikan kaya dengan karunia-Nya [ QS. An-Nur (24): 32]

Lho nyenengno tho?? Jare qur'an, nek fakir, nikaho engko diwehi rizqi Allah. Ono sing protes, Kulo nikah kok mboten sogeh??

Sing salah dudu gusti Allah, tapi sing salah yo sampean. Berarti ono proses sing gak dilakoni. Ayo coba dipahami dawuhe gusti Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ [النساء : 34]

Artinya: “Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada oleh karena Allah telah memelihara (mereka)”. (QS. An-Nisa: 34)

Ayat niki maringi pengertian bilih wong lanang kudu dadi wong lanang, wong wedok kudu dadi wong wedok. Wong lanang kudu iso medokno wong wedok. Wong wedok kudu iso ngelanangno wong lanang.

Pertanyaane, sopo wong lanang iku? Trus wong lanang iku kudune yok opo?

Ten al-Quran niku wau, wong lanang niku arrijal artine wong lanang akeh. Nek wong lanang siji disebut rojul. Lha ten bahasa arab niku, menawi wonten kata ingkang hurufe sami, tapi harokate bedo niku maknane bedo. Tapi nduwe arti sing mirip. Wong lanang rojul. Sikil rijl. Ngeten niki gadah keterkaitan makna. Sopo wong lanang iku? Wong lanang iku wong sing duwe sikil. Maksude opo, wong lanang iku ojo ndekem nang kamar ae. Ojo ndekem nang omah ae. Nek ono wong lanang ngene iki jegurno sumur ae. Yo ngene iki sing garai rizqi teko Pengeran mandek. Mamulo wong lanang iku kudu beraktifitas, bekerja, berkreasi. Nek wes kerjo, anak bojomu nafkahono. Iki jenenge wong lanang.

Nek wong lanang wes nguwehi nafkah, wes kerjo, tapi bojo jek ngggeremeng ae, iku jenenge wong wedok gak iso ngelanangno wong lanang. Ngene iki yo garai mandeke rizqi. Yo opo wong wedok iku? Wong wedok iku kudu sholihat. Opo solihat iku?  Sholihat iku qonitat (ibadahe apik) khafidlotun (jogo kehormatan lan manut wong lanang). Niki namine wong wedok.

Pun ngoten mawon. Ngapunten Pak Lek menawi wonten kirange.

Poro rawuh, Atas nama pribadi, bilih wonten kalepatan lan kirang prayugi dumateng manah, kawulo nyuwun agunging pangaksami. Wabillahittaufiq wal hidayah warridlo wal inayah wal afwu minkum wassalamyalaikum warahmatullohi wabarokatuh....

0 comments

Jama' Sholat Tanpa 'Udzur

Referensi:
1. Al-Akhyar Juz 1 Halaman 145

قال السيد يوسف البطاخ في تشنيف السمع: ومن الشافعية وغيرهم من ذهب الى جواز الجمع تقديما مطلقا لغير سفر ولا مرض ولا غيرهما من الاعذار

2. Tarsyih al-Mustafidin Halaman 134-135 dan Bughyatul Mustarsyidin Halaman 77

(فائدة) لنا قول بجواز الجمع فى السفر القصير اختاره البندنيجى وظاهر الحديث جوازه ولو فى الحضر كما فى شرح مسلم وقال الخطابى عن ابى اسحق جوازه فى الحضر للحاجة وان لم يكن خوف ولا مطر ولامرض وبه قال ابن منذر.

3. Al Majmu' Syarah Muhadzdzab Juz 4 Halaman 228

(فرع) في مذاهب العلماء ذكرنا أن مذهبنا أنه إذا فارق بنيان البلد قصر ولا يقصر قبل مفارقتها وإن فارق منزله وبهذا قال مالك وأبو حنيفة وأحمد وجماهير العلماء وحكى ابن المنذر عن الحارث بن أبي ربيعة أنه أراد سفرا فصلى بهم ركعتين في منزله وفيه الأسود بن يزيد وغير واحد من أصحاب ابن مسعود قال وروينا معناه عن عطاء وسليمان بن موسى قال وقال مجاهد لا يقصر المسافر نهارا حتى يدخل الليل قال ابن المنذر لا نعلم أحدا وافقه

4. Majmu' Juz 4 Halaman 384

( فرع ) فى مذاهبهم فى الجمع فى الحضر بلا خوف ولا سفر ولا مطر ولا مرض : مذهبنا ومذهب ابو حنيفة ومالك وأحمد والجمهور أنه لا يجوز وحكى ابن المنذر عن طائفة جوازه بلا سبب قال وجوزه ابن سيرين لحاجة أو مالم يتخذه عادة إهـ

5. Ghoyatul Bayan Syarah Zubad juz 1 halaman 72-73

(لَا عذر فِي تَأْخِيرهَا) أَي الصَّلَاة لأحد من أهل فَرضهَا عَن وَقتهَا لِئَلَّا تفوت فَائِدَة التَّأْقِيت (إِلَّا لساه) أَي نَاس لخَبر ابْن حبَان وَالْحَاكِم فِي صَحِيحَيْهِمَا عَن ابْن عَبَّاس أَن رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم قَالَ تجَاوز الله عَن أمتِي الْخَطَأ وَالنِّسْيَان وَمَا اسْتكْرهُوا عَلَيْهِ وَقَالَ الْحَاكِم صَحِيح على شَرط الشَّيْخَيْنِ

(أَو نوم) استغرق الْوَقْت بِهِ أَو عَلَيْهِ أَو ظن تيقظه قبل خُرُوج وَقتهَا بِزَمن يَسعهَا لخَبر مُسلم عَن أبي قَتَادَة قَالَ قَالَ رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم لَيْسَ فِي النّوم تَفْرِيط إِنَّمَا التَّفْرِيط على من لم يصل الصَّلَاة حَتَّى يَجِيء وَقت الْأُخْرَى أما نَومه بعد دُخُول وَقتهَا وَقد ظن عدم تيقظه فِيهِ

أَو قبل خُرُوجه بِزَمن لَا يَسعهَا أوشك فِيهِ فَحَرَام

(أَو للْجمع) بِالسَّفرِ بِأَن أخر الظّهْر بنية جمعهَا مَعَ الْعَصْر أَو الْمغرب بنية جمعهَا مَعَ الْعشَاء لما سَيَأْتِي فِي بَابه وَأما تَأْخِيرهَا للْجمع بالمطر أَو بالنسك فَحَرَام على الْأَصَح

(أَو للإكراه) على تَأْخِيرهَا للْخَبَر الْمَار وَاسْتشْكل تَصْوِيره إِذْ من أكره على ترك الْأَفْعَال الظَّاهِرَة يُمكنهُ إجراؤها على قلبه وَحمله فِي الْمَجْمُوع على الْإِكْرَاه على التَّلَبُّس بِمَا يُنَافِي الصَّلَاة ويفسدها وَحمله بَعضهم على الْإِكْرَاه على أَن يَأْتِي بهَا على غير الْوَجْه المجزىء من الطَّهَارَة وَنَحْوهَا وَقد يمْنَع الْمُحدث عَن الْوضُوء وَالتَّيَمُّم

6. Syarh Muslim lin-Nawawi Juz 5 Halaman 219

وَذَهَبَ جَمَاعَةٌ مِنَ اْلأَئِمَّةِ اِلَى جَوَازِ الْجَمْعِ فِي الْحَاضِرِ لِلْحَاجَةِ لِمَنْ لاَ يَتَّخِذُهُ عَادَةً وَهُوَ قَوْلُ ابْنِ سِيْرِيْن وَأَشْهَبُ مِنْ أَصْحِابِ مَالِكٍ وَحَكاَهُ الْخَطَابِي عَنِ الْقَفَالِ وَالشَّاشِى الْكَبِيْرِ مِنْ أَصْحَابِ الشَّافِعِى عَنْ أَبِى إِسْحَاقَ الْمَرْوَزِى عَنْ جَمَاعَةٍ مِنْ أَصْحَابِ الْحَدِيْثِ وَاخْتَارَهُ ابْنُ الْمُنْذِر

7. Mizanul Kubro Juz 1 Halaman 199

ﻭﺃﻣﺎ ﺟﻤﻊ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺧﻮﻑ ﻭﻻ ﻣﺮﺽ ﻓﺠﻮﺯﻩ ﺍﺑﻦ ﺳﻴﺮﻳﻦ ﻟﺤﺎﺟﺔ ﻣﺎﻟﻢ ﻳﺘﺨﺬ ﺫﻟﻚ ﻋﺎﺩﺓ ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺍﺧﺘﺎﺭ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻤﻨﺬﺭ ﻭﺟﻤﺎﻋﺔ ﺟﻮﺍﺯ ﺍﻟﺠﻤﻊ ﻓﻰ ﺍﻟﺤﻀﺮ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺧﻮﻑ ﻭﻻ ﻣﺮﺽ ﻭﻻ ﻣﻄﺮ ﻣﺎﻟﻢ ﻳﺘﺨﺬﻩ ﺩﻳﺪﻧﺎ ﻓﻘﻮﻝ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻣﺸﺪﺩ ﻭﻗﻮﻝ ﺃﺣﻤﺪ ﻣﺨﻔﻒ ﻭﻛﺬﻟﻚ ﻭﻗﻮﻝ ﺍﺑﻦ ﺳﻴﺮﻳﻦ ﻭﺍﺑﻦ ﺍﻟﻤﻨﺬﺭ ﻓﺮﺟﻊ ﺍﻷﻣﺮ ﺇﻟﻰ ﻣﺮﺗﺒﺘﻰ ﺍﻟﻤﻴﺰﺍﻥ، ﻭﻭﺟﻪ ﺍﻷﻭﻝ ﻋﺪﻡ ﻭﺭﻭﺩ ﻧﺺ ﺑﺠﻮﺍﺯﻩ ﻭﻭﺟﻪ ﻗﻮﻝ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﻣﻦ ﻭﺍﻓﻘﻪ ﻛﻮﻥ ﺍﻟﻤﺮﺽ ﻭﺍﻟﺨﻮﻑ ﺃﻋﻈﻢ ﻣﺸﻘﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻄﺮ ﻭﺍﻟﻮﺣﻞ ﻏﺎﻟﺒﺎ ﻭﻟﻢ ﺃﻋﺮﻑ ﺩﻟﻴﻼ ﻟﻘﻮﻝ ﺍﺑﻦ ﺳﻴﺮﻳﻦ ﻭﺍﺑﻦ ﺍﻟﻤﻨﺬﺭ ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻷﻭﻟﻰ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻋﺪﻡ ﺍﻟﺘﺼﺮﻳﺢ ﺑﺠﻮﺍﺯ ﺫﻟﻚ ﻣﻄﻠﻘﺎ ﻭﺗﺄﻣﻞ ﻳﺎ ﺃﺧﻰ ﻗﻮﻝ ﻣﺎﻟﻚ ﻟﻤﺎ ﻗﻴﻞ ﻟﻪ ﺇﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺟﻤﻊ ﺑﺎﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺧﻮﻑ ﻭﻻ ﻣﺮﺽ ﻓﻘﺎﻝ ﺃﺭﺍﻩ ﺑﻌﺬﺭ ﺍﻟﻤﻄﺮ ﻭﻟﻢ ﻳﺠﺰﻡ ﺑﺸﻲﺀ ﻣﻦ ﺟﻬﺔ ﻧﻔﺴﻪ ﺗﺠﺪﻩ ﻓﻰ ﻏﺎﻳﺔ ﺍﻷﺩﺏ ﻓﺈﻳﺎﻙ ﻳﺎ ﺃﺧﻰ ﺃﻥ ﺗﻨﻘﻞ ﻣﺎ ﺫﻛﺮ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﺳﻴﺮﻳﻦ ﺃﻭ ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻤﻨﺬﺭ ﺇﻻ ﺑﻴﺎﻥ ﺿﻌﻔﻪ ﻭﺑﻴﺎﻥ ﺃﻥ ﺍﻟﺘﻘﺪﻳﻢ ﺍﻟﻤﺬﻛﺮ .

8. Rahmatul Ummah Halaman 55

رحمة الأمة في اختلاف الأئمة الشيخ العلامة الفقيه محمد بن عبد الرحمن الشافعي الدمشقي، صحفة ؛ ٥٥ ،

وعن ابن سيرين أنه يجوز الجمع من غير خوف ولا مرض لحاجة ما لم يتخذه عادة، واختار ابن المنذر وجماعة جواز الجمع في الحضر من غير خوف ولا مرض ولا مطر.

9. Rukhashul Fiqhiyyah Fii Dlouil Kitab Wa As-Sunnah Halaman 224

الرخص الفقهية في ضوء الكتاب والسنة ؛ الشيخ احمد عزو عناية، صحفة ؛ ٢٢٤.

الجمع بدون سبب (١). الجمهور قالوا : بعدم جوازه لحديث ابن مسعود رضي الله عنه قال ؛ ما رأيت النبي صلی الله عليه وسلم صلی صلاة لغير ميقاتها إلا صلاتين جمع بين المغرب والعشاء بجمع . وقال أشهب وابن المنذر وابن سيرين وابن شبرمة : يجوز الجمع لحاجة ما لم يتخذ ذلك عادة.
(١) انظر المغني "٢/ ٥٧٨" ، والذخيرة "٢/ ٣٧٥"، والمجموع "٤/ ٢٦٤" .

قال ابن المنذر ؛ يجوز الجمع في الحضر من غير خوف، ولا مطر، ولا مرض، وهو قول جماعة من أهل الحديث لظاهر حديث ابن عباس : أنه صلی الله عليه وسلم جمع بين الظهر والعصر والمغرب والعشاء بالمدينة من غير خوف ولا مطر ، فقيل لابن عباس في ذلك فقال : أراد أن لا تحرج أمته .

0 comments
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. EKSPLORIA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger