Jangan di Klik

Featured Post Today
print this page
Latest Post

PENYELENGGARA PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA SEBELUM KABINET PRESIDEN JOKOWI-JK



PENYELENGGARA PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA SEBELUM KABINET PRESIDEN JOKOWI-JK
 
Isu tentang penyatuan atap pengelola pendidikan di Indonesia ramai dibicarakan saat presiden Jokowi-JK mulai merumuskan kabinetnya. Artikel ini ditulis untuk merekam bentuk pengelola pendidikan termasuk pendidikan tinggi yang ada di Indonesia sebelum Presiden Jokowi-JK menetapkan kabinetnya. Dan kita akan tahu perbedaannya setelah kabinet Jokowi-JK disahkan tahun 2014.
Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia. (pasal 1 UU No.12/2012 Tentang Pendidikan Tinggi). Adapun bentuk perguruan tinggi (pasal 59 UU No.12/2012 Tentang Pendidikan Tinggi):
1.      Universitas (Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika memenuhi syarat, universitas dapat menyelenggarakan pendidikan profesi).
2.      Institut (Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat, institut dapat menyelenggarakan pendidikan profesi)
3.      Sekolah Tinggi (Sekolah Tinggi merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat, sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan profesi)
4.      Politeknik (Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika memenuhi syarat, politeknik dapat menyelenggarakan pendidikan profesi)
5.      Akademi (Akademi merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu atau beberapa cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu)
6.      Akademi Komunitas (Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi setingkat diploma satu dan/atau diploma dua dalam satu atau beberapa cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu yang berbasis keunggulan lokal atau untuk memenuhi kebutuhan khusus)

Adapun saat ini 2014, Induk Penyelenggara perguruan tinggi di Indonesia sangatlah banyak, yakni:
1.      Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
2.      Kementerian Agama (Kemenag)
3.      Penyelenggara Perguruan Tinggi Kedinasan di Bawah Kementerian:
1)      Kementerian Dalam Negeri
2)      Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
3)      Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
4)      Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
5)      Kementerian Keuangan
6)      Kementerian Kelautan dan Perikanan
7)      Kementerian Kesehatan
8)      Kementerian Perhubungan
9)      Kementerian Perindustrian
10)  Kementerian Pertahanan Nasional
11)  Kementerian Pertanian, Kementerian Perkebunan, dan Kementerian Kehutanan
12)  Kementerian Sosial
4.      Penyelenggara Perguruan Tinggi Kedinasan di Bawah Lembaga Non Kementerian:
1)      Badan Intelijen Negara
2)      Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
3)      Badan Pertanahan Nasional
4)      Badan Pusat Statistik
5)      Badan Tenaga Nuklir Nasional
6)      Lembaga Administrasi Negara
7)      Lembaga Sandi Negara Republik Indonesia
8)      Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Kepolisian Negara Republik Indonesia
9)      Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Tentara Nasional Indonesia
0 comments

Sejarah Singkat Institut Agama Islam Bani Fattah (IAIBAFA) Jombang

Sejarah Singkat Institut Agama Islam Bani Fattah (IAIBAFA) Jombang
Oleh: Moh. Dliya'ul Chaq, M. HI.



Sejarah ini ditulis sebatas yang diketahui, disaksikan dan didengar oleh penulis. Dan tentunya tanpa bertujuan selain hanya ingin mencatat sejarah barangkali di kemudian hari catatan ini dibutuhkan. Oleh karenanya, mungkin dari pembaca terdapat versi yang berbeda, silahkan menambahkan. Semoga para pendiri Yayasan Bani Abdul Fattah selalu mendapat rahmat dari Allah swt..... amin...
Institut Agama Islam Bani Fattah (IAIBAFA) Jombang dirintis oleh Yayasan Bani Abdul Fattah, sebuah yayasan yang dirintis dan didirikan oleh Dzurriyah Hadrotus Syaikh KH. Abd. Fattah Hasyim-Mbah Nyai Hj.Musyarrofah Bisyri Syansuri Dengan Akta Notaris No.22 Tahun 2006 M.
Kampus IAIBAFA berada di lingkungan Pondok Pesantren Tambakberas Jombang yang tentunya pengaruh negatif dari pergaulan bebas sangat tereliminir disamping dengan gaya hidup sederhana dan biaya yang sangat terjangkau serta keberadaan mahasiswa masih dalam pengawasan para masyayikh. Selain itu, sistem perkuliahan diadakan secara terpisah antara putra dan putri. Dosen yang mengajar dilingkungan IAIBAFA adalah dosen dengan kualifikasi pendidikan S-3 dan S-2 dari dalam dan luar negeri, serta para Kyai yang ‘alim dan ahli dibidangnya.
Visi IAIBAFA: Menjadi perguruan tinggi Islam yang unggul sebagai pusat tafaqquh fi ad-din bercirikan tradisi santri dan berparadigma ahlussunnah wal jama’ah untuk kepentingan agama, bangsa dan negara.
Misi IAIBAFA
1.         Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang profesional di bidang ilmu-ilmu keIslaman dalam rangka menyiapkan santri yang berkualitas ulama intelektual akademik;
2.         Menghasilkan lulusan yang memiliki kepribadian santri yang berlandaskan ahlusunnah wal jama’ah;
3.         Mendidik mahasiswa berfikir dan bersikap mandiri, kritis, peduli terhadap lingkungan dan berwawasan global;
4.         Menghasilkan produk penelitian dan pemikiran Islam;
5.         Melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan potensi umat.
Kelahiran IAIBAFA berawal dari keinginan para masyayikh untuk menyiapkan santri yang akademisi dan akademisi yang santri. Berdasarkan atas himmah ini kemudian diadakan perkuliahan yang bertempat di pesantren dengan tetap mempertahankan ciri khas sistem pendidikan pesantren. Pada saat itu, tepat tahun 2007 dilaksanakan kerjasama dengan YBAF dengan IKAHA (Institut Keislaman Hasyim Asyari) Jombang untuk mengadakan perkuliahan. Kampus IV IKAHA di Tambakberas berdiri dengan nama Kulliyatussyariah dengan mahasiswa prodi Ahwal Syakhshiyyah (40 mhs) dan Muamalah (50 mhs).
Namun pada akhir tahun akademik 2007-2008 Kementerian Agama melarang kampus PTAIS (termasuk IKAHA) untuk menyelenggarakan kampus jauh. Sehingga Kulliyatussyariah harus ditiadakan dan IKAHA meminta mahasiswanya untuk kuliah di kampus induk. Mengingat semua mahasiswa saat itu adalah pengurus ribath pondik sehingga muncul kekhawatiran akan terjadinya ketimpangan kepengurusan ribath di pondok naungan YBAF, maka seluruh pengurus YBAF pada saat itu mengadakan rapat menyikapi keputusan IKAHA tersebut. Hasil rapat pada saat itu, merekomendasikan:
a.    Mengajukan pendirian PTAIS baru yang langsung dibawahi oleh YBAF.
b.    Meminta persetujuan dan restu pada Romo KH. A. M. Sahal Mahfudz dan Ibu Nyai Drs. Hj. Nafisah Fattah selaku pembina YBAF.
c.    Mengadakan rapat menyikapi hasil sowan pada Romo KH. A. M. Sahal Mahfudz dan Ibu Nyai Drs. Hj. Nafisah Fattah
d.   Membentuk Tim pembuatan proposal dan pengajuan PTAIS
Adapun pengurus YBAF pada saat itu yang merumuskan perguruan tinggi baru ini adalah:
1.         Romo KH. Moh. Djamaluddin Ahmad
2.         Romo KH. Sulthon Abdul Hadi
3.         Ibu Nyai Hj. Muthmainnah Fattah
4.         Romo KH. Abd. Nashir Fattah
5.         Ibu Nyai Hj. Salmah
6.         Romo KH. A. Taufiqurrahman Fattah
7.         Ibu Nyai Hj. Umi Hanifah
8.         Ibu Nyai Dr. Hj. Syafiyah Fattah, MA.
9.         Dr. H. Yahya Dja’far, MA.
10.     KH. Mohmmad Idris, S. Pd.I.
11.     Nyai Hj. Muhimmah Falasifah
12.     KH. Abdul Ghofar Rozin
13.     KH. Abd. Kholiq Hasan, M. HI. (Abd. Holiq, M. HI.)
14.     Nyai Hj. Bashirotul Hidayah, M. P.di
15.     KH. Syaiful Hidayat, LC., M. HI.
16.     Nyai Hj. Zuhrotul Makkiyah
Sementara cucu al-maghfurlah Romo KH. Abdul Fattah yang lain tidak mengikuti karena masih kecil dan sebaian masih studi di luar negeri.
Sedangkan Tim pembuatan proposal dan pengajuan PTAIS pada saat itu adalah:
1.         Romo KH. Abd. Nashir Fattah
2.         Dr. Hj. Syafiyah Fattah, MA.
3.         Dr. H. Yahya Dja’far, MA.
4.         KH. Mohmmad Idris, S. Pd.I.
5.         KH. Abd. Kholiq Hasan, M. HI. (Abd. Holiq, M. HI.)
6.         KH. Syaiful Hidayat, LC., M. HI.
7.         Moh. Dliya’ul Chaq (bagian administrasi)
8.         M. Duan Tsalis (bagian administrasi)
Alhamdulillah, pada tahun 2007 tersusunlah proposal pendirian PTAIS baru yang kemudian diajukan ke Kementerian Agama cq. Direktorat enderal Pendidikan Islam di Jakarta. Tepat pada tanggal 17 Ramadla 1429 /  17 September 2008, pihak yayasan diundang oleh Dirjen Pendis Kemenag RI untuk menerima SK Perguruan Tingi baru. YBAF mengirimkan KH. Mohmmad Idris, S. Pd.I., KH. Abd. Kholiq Hasan, M. HI. (Abd. Holiq, M. HI.) dan H. Syaiful Hidayat, LC., M. HI. untuk menghadiri undangan tersebut. Berdasarkan Keputusan Dirjen Pendis (SK Perizinan: DJ. I./302/2008 tertanggal 4 September 2008), pengajuan perguruan Tinggi baru dari YBAF disahkan dan disetujui dengan nama Sekolah Tinggi Islam Bani Fatah disingkat STIBAFA yang mempunyai dua fakultas dan dua Program Studi dengan jenjang strata satu (S1), yaitu fakultas Syari’ah Program Studi Ahwal al- Syakhsiyyah (SK Perizinan: DJ. I./303/2008 tertanggal 4 September 2008) dan sudah melaksanakan akreditasi dengan SK. BAN-PT No. 008/BAN-PT/Ak-XIV/S1/VI/2011) dan fakultas Tarbiyyah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (SK Perizinan: DJ. I./303/2008 tertanggal 4 September 2008) dan juga sudah melaksanakan akreditasi dengan SK. BAN-PT No. 008/BAN-PT/Ak-XIV/S1/VI/2011.
Selanjutnya, sesuai Rencana Induk Pengembangan (pada saat itu namanya STIBAFA), diupayakan pada tahun 2015 telah memiliki berbagai prodi sebagai pilihan calon mahasiswa. Sehingga pada tahun 2012 disusunlah proposal pengajuan 6 (enam) prodi baru, yakni:
a.    Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT)
b.    Prodi Ilmu Hadits (IH)
c.    Prodi Ekonomi Syariah (ES)
d.   Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
e.    Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI)
f.     Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Adapun panitia yang ditunjuk untuk merumuskan proposal prodi baru sesuai SK nomor 1366/STI-BAFA/XII/2012 tanggal 19 Desember 2012, sebagai berikut:
a.    H. Abd. Holik, M. HI. (Pembina)
b.    H. Syaiful Hidayat, LC., M. HI. (Ketua Tim)
c.    Muhammad Asrori Ma’shum, M. Pd.I. (Sekreatris)
d.   Hj. Bashirotul Hidayah, M. Pd. I. (Bendahara)
e.    M. Nasrul Wathon, S. Pd. (Anggota)
f.     Moh. Dliya’ul Chaq, M. HI. (Anggota)
g.    Moch. Nurcholis, S. Sy. (Anggota
Dan pada tanggal 14 Januari 2013 tim perumus prodi baru dapat menyelesaikan tugasnya dan mengajukannya pada Kementerian Agama RI Jakarta dengan mengirimkan Moh. Dliya’ul Chaq, M. HI. dan Moch. Nurcholis, S. Sy.
Selanjutnya, pada tanggal 1 November 2013 pihak STIBAFA Jombang dihubungi oleh Kopertais Wilayah IV Surabaya, bahwa STIBAFA Jombang dipromosikan oleh Kemenag RI untuk alih status menjadi Institut sebagaimana surat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor: Dj.I/Dt.I.IV/PP.00.9/2600A/2013, perihal Undangan Persentasi Pembukaan FAI dan Alih Status Kelembagaan PTAIS. Undangan tersebut berisi tentang nama-nama PTAIS yang dipromosikan untuk menjadi institut dan wajib presentasi pada kamis 7 November 2013. Oleh sebab itu, sejak tanggal tersebut dilakukan rapat pimpinan dan sowan kepada YBAF dalam rangka menyikapi hal tersebut. Hasil keputusan rapat menyatakan menunjuk tim untuk mempersiapkan promosi alih status dengan nomor SK 1720/ STI-BAFA/XI/2013, tertanggal 1 november 2013, dengan susunan tim:
Penanggung Jawab:     
-       H. Abd. Holik, M. HI.  (Ketua STIBAFA)
-       H. Syaiful Hidayat, Lc., M. HI. (Puket I STIBAFA)
Ketua Panitia         : Moh. Dliya`ul Chaq, M. HI. (Kaprodi Ahwal Syakhshiyah)
Wakil Ketua           : Muhmmad Asrori Ma’shum, M. Pd.I. (Kaprodi Pendidikan Bahasa Arab)
Sekretaris               : Moch. Nurcholis, S. Sy. (Sekretaris Prodi Ahwal Syakhshiyah)
Wakil Sekretaris     : Muhammad Nasrul Wathon, M. Pd. (Ka. BAAK)
Bendahara              :Zulin Mufidah Arifiani, SS. (Ka. BAK)
Anggota:
a.    Baiq Tuhfatul Unsi, M. Pd.(Sekretaris Prodi Pendidikan Bahasa Arab)
b.    Achmad Roziqi, Lc., M. HI. (Dosen STIBAFA)
c.    Faisol Rizal, M. HI. (Dosen STIBAFA)
d.   Ahmad Baidlowi, S. Pd. (Kepala Perpustakaan)
e.    Rifqi Rosyian Annur, S. Pd. I. (Ka. Laboratorium Unit Pusat Komputer)
Selanjutnya YBAF melakukan rapat yayasan pada tanggal 4 November 2013 di kampus STIBAFA yang dihadiri oleh:
1.   KH. Moh. Djamaluddin Ahmad
2.   KH. Abd. Nashir Fattah (berhalangan)
3.   KH. Moh. Idris
4.   Agus Abdul Djabbad Chubbi
5.   H. Syaiful Hidayat, LC., M. HI.
6.   H. Abd. Holik, M. HI.
7.   Nyai Hj. Ummu Salamah
8.   Nyai Hj. Lathifah Hidayati
9.   Hj. Bashirotul Hidayah, M. Pd.I.
Dalam rapat tersebut diputuskan bahwa STIBAFA harus menerima tawaran dari Kopertais Wil. IV Surabaya dan mengirim H. Abd. Holik, M. HI. (mewakili STIBAFA) dan H. Syaiful Hidayat, LC., M. HI. (Mewakili YBAF) untuk melaksanakan presentasi di Jakarata yang diberangkatkan pada 6 November 2013. Dan sesuai dengan harapan, proposal alih status telah selesai pada tanggal 5 November 2013 dengan Surat permohonan Nomor 1726/ STI-BAFA/X/2013.
Selanjutnya, pada tanggal 25 Juni 2014 SK prodi baru disahkan oleh Kementerian Agama RI melalui DIKTIS dengan Nomor SK 3536 (DJ. I./3536/2014) Tanggal 25 Juni 2014. Dan pada tanggal STIBAFA mengutus Moh. Dliya’ul Chaq, M. HI. ke Kantor Kementerian Agama RI Jakarta untuk menerima secara simbolis SK Prodi Baru yang disetujui:
a.    Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT)
b.    Prodi Ilmu Hadits (IH)
c.    Prodi Ekonomi Syariah (ES)
d.   Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
e.    Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Secara simbolis, SK Prodi baru STIBAFA diserahkan oleh Dr. Muhammad Zain, M. Ag. (Kasubdit Pengembangan Mutu Akademik Diktis Dit. Pendis Kemenag RI). Dengan demikian sejak ditetapkannya SK tersebut, STIBAFA telah memiliki 7 (tujuh) prodi.
Selanjutnya, STIBAFA menerima surat undangan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Nomor: Dj.I/Dt.I.IV/4/PP.009/1818/2014 tanggal 7 Agustus 2014 yang mengundang pimpinan untuk menerima SK alih status pada hari Jum`at, 15 Agustus 2014 bertempat di Ruang Sidang Sekjen Lt. 2 Kementerian Agama Jl. Lapangan Banteng No 3-4 Jakarta. Akhirnya H. Abd. Holik, M. HI selaku Ketua STIBAFA mengirimkan H. Syaiful Hidayat, LC., M. HI. Selaku Pembantu Ketua 1 mengingat pada saat itu bertepatan dengan pengajian romadlon di pesantren. Akhirnya pada tanggal tersebut diterimalah SK alih status dengan Nomor SK 3776 (DJ. I./3776/2014) tertanggal 7 Juli 2014 yang secara simbolis diserahkan oleh Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Sejak saat itulah STIBAFA beralih status dan nama menjadi Institut Agama Islam Bani Fattah (IAIBAFA) Jombang.
0 comments
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. EKSPLORIA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger