Jangan di Klik

Featured Post Today
print this page
Latest Post

Sholat Kafarot Jum'at Akhir Ramadlan

Penjelasan Mengenai shalat kafarat...

👉 sholat kaffarat (mengqodho sholat lima waktu) adalah kebiasaan yang dilakukan oleh beberapa sahabat, diantaranya oleh saydina Ali bin Abi Thalib kw, dan terdapat sanad yg muttashil dan tsiqah kepada saydina Ali bin Abi Thalib KW,bahwa beliau melakukannya di Kufah.
Dan yang memproklamirkan kembali hal ini adalah AL Imam Al Hafidh Al Musnid syech Abubakar bin Salim rahimahullah, yaitu dilakukan setelah shalat jumat, pada hari jumat terakhir di bulan ramadhan,mengQodho shalat lima waktu,
Tujuannya adalah barangkali ada dalam hari hari kita shalat yang tertinggal, dan belum di Qodho, atau ada hal hal yang membuat batalnya shalat kita dan kita lupa akannya maka dilakukan shalat tersebut.

Mereka melakukan hal itu menilik keberkahan dan kemuliaan waktu hari jumat dan bulan Romadhon. Adapun tatacaranya adalah sholat dengan niat qodho` .
-pertama sholat dhuhur, kemudian setelah salam langsung bangun sholat ashar qadha` dan begitu seterusnya sampai sholat subuh.

Sayidina Abu Bakar ra. berkata
"Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sholat tersebut sebagai kafaroh (pengganti) sholat 400 tahun dan menurut Sayidina Ali ra. sholat tersebut sebagai kafaroh 1000 tahun.

Maka bertanyalah sahabat :
umur manusia itu hanya 60 tahun atau 100 th, lalu untuk siapa kelebihannya ?".

Rasulullah SAW menjawab,
"Untuk kedua orangtuanya, untuk istrinya, untuk anaknya dan untuk sanak familinya serta orang-orang yang didekatnya/ lingkungannya." 

MengQodho shalat tentunya wajib hukumnya bagi mereka yang meninggalkan shalat, namun tidak ada larangannya melakukan shalat fardhu kembali karena hukum shalat I’adah adalah hal yang diperbolehkan.
Dan selama hal ini pernah dilakukan oleh para sahabat maka pastilah Rasul saw yang mengajarkannya, mengenai tak teriwayatkannya pada hadits shahih maka hal itu tak bisa menampikan hal ini selama terdapat sanad yang tsiqoh dan muttashil pada sahabat atau tabi'in Sebab hadits yg ada kini tak sampai 1% dari hadits hadits Rasul saw yg ada dizaman sahabat,
Anda bisa bayangkan Jika Imam Ahmad bin Hanbal telah hafal 1 juta hadits dengan sanad dan hukum matannya, namun ia hanya mampu menulis sekitar 20 ribu hadits pada musnadnya, sisanya tak tertulis, lalu kemana 980 ribu hadits lainnya?, sirna dan tak tertuliskan,
demikian pula Imam Bukhari yg hafal lebih dari 600 ribu hadist dg sanad dan hukum matannya namun beliau hanya mampu menuliskan sekitar 7000 hadits pada shohihnya dan beberapa hadits lagi pada buku2 beliau lainnya, lalu kemana 593 ribu hadits lainnya?. sirna dan tak sempat tertuliskan,
Namun ada tulisan tulisan dan riwayat sanad yang dihafal oleh murid-murid mereka, disampaikan pula pada murid murid berikutnya, nah demikianlah sanad yang sampai saat ini tanpa teriwayatkan dalam hadits shohih.
Tentunya jalur mereka yang tak sempat terdata secara umum, namun masih tersimpan jalurnya dg riwayat tsiqoh dan muttashil kepada para sahabat.Hal ini merupakan Ikhtilaf, boleh mengamalkan nya dan boleh meninggalkannya.

Setelah selesai Sholat membaca Istigfar 10 x :

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعِظِيْمِ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَ أتُبُوْا إِلَيْكَ

Kemudian baca sholawat 100 x :

اللَّهُمَّ صَلِّّ عَلَى سَيِّدِنَا محمّد

Kemudian menbaca basmalah, hamdalah dan syahadat

Kemudian membaca Doa kafaroh 3x

Allahumma yaa man laa tan-fa’uka tho’atii wa laa tadhurruka ma’shiyatii taqobbal minnii ma laa yanfa’uka waghfirlii ma laa yadhurruka ya man idzaa wa ‘ada wa fii wa idzaa tawa’ada tajaa wa za wa’afaa ighfirli’abdin zhoolama nafsahu wa as’aluka. Allahumma innii a’udzubika min bathril ghinaa wa jahdil faqri ilaahii kholaqtanii wa lam aku syai’an wa rozaqtanii wa lam aku syaii’in wartakabtu al-ma’ashii fa-innii muqirun laka bi-dzunuubii. Fa in ‘afawta ‘annii fala yanqushu min mulkika syai’an wa-in adzdzaabtanii falaa yaziidu fii sulthoonika syay-’an. Ilaahii anta tajidu man tu’adzdzi buhu ghoyrii wa-anaa laa ajidu man yarhamanii ghoiyruka ighfirlii maa baynii wa baynaka waghfirlii ma baynii wa bayna khloqika yaa arhamar rohiimiin wa yaa roja’a sa’iliin wa yaa amaanal khoo ifiina irhamnii birohmatikaal waasi’aati anta arhamur rohimiin yaa rabbal ‘aalaamiin.  Allahummaghfir lil mukminiina wal mukminaat wal musliimina wal muslimaat wa tabi’ baynana wa baynahum bil khoiyroti robbighfir warham wa anta khairur-rahimiin wa shallallaahu ‘alaa sayidina Muhammadin wa ‘alaa alihii wa shohbihi wasallama tasliiman katsiiron amiin. (3 kali)

Artinya;
Yaa Allah, yang mana segala ketaatanku tiada artinya bagiMu dan segala perbuatan maksiatku tiada merugikanMu. Terimalah diriku yang tiada artinya bagiMu. Dan ampunilah aku yang mana ampunanMu itu tidak merugikan bagiMu. Ya Allah, bila Engkau berjanji pasti Engkau tepati janjiMu. Dan apabila Engkau mengancam, maka Engkau mau mengampuni ancamanMu. Ampunilah hambaMu ini yang telah menyesatkan diriku sendiri, aku telah Engkau beri kekayaan dan aku mengumpat di saat aku Engkau beri miskin. Wahai Tuhanku Engkau ciptakan aku dan aku tak berarti apapun. Dan Engkau beri aku rizki sekalipun aku tak berarti apa-apa, dan aku lakukan perbuatan semua ma’siat dan aku mengaku padaMu dengan segala dosa-dosaku. Apabila Engkau mengampuniku tidak mengurangi keagunganMu sedikitpun, dan bila Kau siksa aku maka tidak akan menambah kekuasaanMu, wahai Tuhanku, bukankah masih banyak orang yang akan Kau siksa selain aku. Namun bagiku hanyaEnakau yang dapat mengampuniku. Ampunilah dosa-dosaku kepadaMu. Dan ampunilah segala kesalahanku di antara aku dengan hamba-hambaMu. Ya Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih dan tempat pengaduan semua pemohon dan tempat berlindung bagi orang yang takut. Kasihanilah aku dengan pengampunanMu yang luas. Engkau yang Maha Pengasih dan Penyayang dan Engkaulah yang memelihara seluruh alam yang ada. Ampunilah segala dosa-dosa orang mu’min dan mu’minat, muslimin dan muslimat dan satukanlah aku dengan mereka dalam kebaikan. Wahai Tuhanku ampunilah dan kasihilah
. Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Washollallahu ‘Ala sayyidina Muhammadin wa’ala alihi wasohbihi wasalim tasliiman kasiira. Amin. 
oleh: Habib Munzir al-Musawa

Waktu : Yaitu, shalat sunnah kafarat/mengqodho yang hanya kesempatannya di hari Jumat akhir Ramadhan batasnya sblm Ashar.
Wallahu a'lam bisshowab
-------------
Cara lainnya

عن رسول الله صلى الله عليه وسلم انه قال : من فاته صلاة من عمره ولم يحصها فليقم في آخر جمعة من رمضان ويصلى اربع ركعات بتشهد واحد يقرأفي كل ركعة فاتحةالكتب وسورةالقدر خمسة عشر مرة وسورةالكوثر كذلك ويقول في النية : نوية اصلىاربع ركعات كفارةلما فاتني من الصلاة الله تعالى الله اكبر
قال ابوبكر سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : هي كفارة اربعمائة سنة حتى قال على كرم الله وجهه هي كفارة الف سنة.
قلوا يارسول الله ابن آد م يعيش ستين سنة اومائة سنة فلمن تكون الصلاة الز ئد ة ؟ قال : تكون لابويه وز وجته ولا ولا د ه فاقا ربه واهل البلد فاذا فرغ من الصلاة صلى على النبي صلى الله عليه وسلم مائة مرة بأي صيغة كانت ثم يد عو بهذ االد عاء ثلاث مرات و هو هذ ا : اللهم يامن لا تنفعك طاعة

Bersabda Rasulullah SAW :
barang siapa selama hidupnya pernah meninggalkan sholat tetapi tak dapat menghitung jumlah nya, maka sholatlah dihari jum'at terakhir pada bulan ramadhan sebanyak 4rakaat dengan 1x tasyahud (tasyahud akhir saja),
- tiap rakaat membaca 1x fatihah                      -kemudian surat alqadr 15x dan
-surat al kausar 15x,
inilah niatnya :
اصلى اربع ركعات كفارة لما فاتني من الصلاة لله تعالى
Sayyidina Abu bakar Ra, berkata : saya mendengar Rasulullah SAW bersabda "sholat tersebut sebagai kafaroh (pengganti) sholat 400thn dan menurut Sayyidina Ali kw. Sholat tersebut sebagai kafaroh 1000thn.
Maka bertanyalah para sahabat : umur manusi hanya 60thn atau 100thn. Untuk siapakah kelebihannya ? "Rasulullah SAW menjawab : untuk kedua orang tuanya, untuk istrinya, untuk anak-anaknya, dan untuk sana famili serta orang-orang dilingkungannya.
Setelah selesai sholat membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW sebanyak 100x dengan sholawat apa saja, kemudian berdo' a sebanyak 3x

0 comments

Sam'un Al Ghozi

KELEMAHAN  PRIA ADALAH WANITA
DAN KELEMAHAN WANITA ADALAH HARTA
KISAH SANG SUPER POWER
يِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

وَسَبَبُ نُزُوْلِ هَذِهِ السُّوْرَةِ (القَدْرِ) عَنِ ابْنِ عَبّاَسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُماَ أَنَّهُ قاَلَ ؛ ذَكَرَ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدًا يُقاَلُ لَهُ شَمْعُوْنْ الغاَزِى وَهُوَ غَزاَ الكُفاَرَ أَلْفَ شَهْرٍ وَكاَنَ سِلاَخُهُ لَحْىُ جَمَلٍ وَلَيْسَ لَهُ غَيْرُهاَ مِنْ آلَةِ حَرَبٍ وَكُلَّماَ ضَرَبَ الكُفاَرَ بِهَذاَ اللَّحْيِ قَتَلَ ماَلاَيُحْصَى عَدَدُهُمْ

Sebab turun surat Al-Qodr ialah sebagaimana riwayat Ibnu Abbas, beliau berkata ;
Suatu hari malaikat Jibril bercerita kepada Nabi Saw, tentang kisah seorang hamba yang memiliki kekuatan super, namanya Sam’un Al-Ghozy, seorang pembela agama, berperang melawan kaum kafir selama 1000 bulan, hanya berbekal tulang dagu unta sebagai senjata, tidak memiliki senjata lain. Setiap kali menghantam kaum kafir dengan janggut untanya, terbunuhlah banyak kaum kafir dalam jumlah yang tidak terhitung.

فَإِذاَ عَطَسَ يَخْرُجُ مِنْ مَوْضِعِ الأَسْناَنِ ماَءُ عَذَبٍ فَيَشْرِبَهُ , وَإِذاَ جاَعَ يَنْبُتُ مَنْهُ لَحْمٌ فَيَأْكُلَهُ , فَكاَنَ عَلَى هَذاَ كُلَّ يَوْمٍ حَتَّى مَضَى مِنْ عُمْرِهِ أَلْفَ شَهْرٍ وَهِىَ ثَلاَثُ وَثَمَانُوْنَ سَنَةً وَأَرْبَعَةُ أَشْهُرٍ , فَعَجَزَ الكُفاَرُ عَنْ رَدِّهِ , فَقاَلُوْا ِلإِمْرَأَتِهِ وَهِىَ كاَفِرَةٌ إِنّاَ نُعْطِيْكِ أَمْواَلاً كَثِيْرَةً إِنْ قَتَلْتِ زَوْجَكِ , قاَلَتْ أَناَ لاَأَقْدِرُ عَلَى قَتْلِهِ

Jika ia merasa haus maka keluar air tawar dari tempat giginya, untuk ia minum, jika ia lapar maka dari tempat itu pula tumbuh daging dan ia memakannya. Demikianlah keadaan Sam’un sang super power dalam hari-harinya, sehingga usianya sampai 1000 bulan, yaitu 83 tahun 4 bulan. Kaum kafir tetap tidak mampu mengalahkannya. Dia suatu kesempatan Kaum kafir ini berkata kepada istri Sam’un, karena istri Sam’un ini seorang kafir, “Kami akan memberi uang banyak, jika kamu dapat membunuh suamimu” Sang istri menjawab “Aku tidak sanggup membunuhnya”

فَقاَلُوْا نُعْطِيْكِ حَبْلاً شَدِيْداً فَشَدِّى بِهِ يَدَيْهِ وَرِجْلَيْهِ فىِ نَوْمِهِ وَنَحْنُ نَقْتُلُهُ , فَشَدَتْهُ المَرْأَةُ فىِ نَوْمِهِ فاَسْتَيْقَظَ فَقاَلَ مَنْ شَدَّنِى ؟ فَقاَلَتْ شَدَدْتُ ِلأَجْرِبَكَ فَجَدَبَ يَدُهُ فَقَطَعَ الحَبَلُ , ثُمَّ جاَءَ الكُفاَرُ بِسِلْسِلَةٍ فَشَدَتْهُ المَرْأَةُ بِهاَ فاَسْتَيْقَظَ , فَقاَلَ مَنْ شَدَّنِى ؟ قاَلَتْ أَناَ شَدَدْتُ ِلأَجْرِبَكَ فَجَدَبَ يَدُهُ فَقَطَعَ السِّلْسِلَةُ

Kaum kafir memberikan saran, kami memberimu tali tambang yang kuat, ikatlah kedua kaki dan tangan Sam’un di saat ia tidur, dan kami akan membunuhnya. Singkat cerita, Sam’un diikat istrinya di saat tidur, ia terbangun dan berkata “Siapa yang mengikatku ?” istrinya menjawab “Aku mengikatmu karena ingin mengujimu.” Kemudian Sam’un menggerakkan tangannya, sekali gerakan terputuslah ikat tambang itu.

Keesokan harinya kaum kafir datang lagi kepada istri Sam’un membawa rantai, Sam’un diikat saat tidur, Sam’un terbangun dan berkata “Siapa yang mengikatku?” istrinya menjawab “Aku mengikatmu karena ingin mengujimu.” Kemudian Sam’un menggerakkan tangannya, sekali gerakan terputuslah rantai itu.

فَقاَلَ ياَإِمْرَأَتِى أَناَ وَلِىٌّ مِنْ أَوْلِياَءِ اللهِ تَعاَلىَ لاَيَغْلِبُ عَلَىَّ شَيْءٌ مِنْ أَمْرِ الدُّنْياَ إِلاَّ شَعْرِى هَذاَ , وَكاَنَ لَهُ شِعْرٌ طَوِيْلٌ , فَسَمِعَتْ امْرَأَتُهُ

Sang super power Sam’un berkata “Wahai istriku aku wali diantara wali kekasih Allah, segala perkara dunia ini tidak ada yang sanggup mengalahkan diriku, aku punya rambut ini, ia memang berambut panjang. Dan ucapan itu terdengar istrinya.

فَلَمَّا ناَمَ قَطَعَتْ ذَواَئِبَهُ فىِ حاَلِ نَوْمِهِ , وَكاَنَتْ ثَماَنِىُ قَطْعٍ مِنْ شَعْرِ رَأْسِهِ وَكُلُّهاَ تَجِرُّ عَلَى الأَرْضِ , فَشَدَّتْ بِأَرْبَعَ ذَوَائِبَ , مِنْهاَ يَدَيْهِ وَبِالأَرْبَعِ الأُخْرَى رَجْلَيْهِ فىِ نَوْمِهِ , فاَسْتَيْقَظَ فَقاَلَ مَنْ شَدَّنِى ؟ قاَلَتْ أَناَ شَدَدْتُ ِلأَجْرِبَكَ فَلَمْ يَقْدِرُ عَلَى قَطْعِهاَ

Ketika Sam’un tertidur, istrinya mengunting rambut panjang Sam’un, guntingan rambutnya menjadi 8 potong, semua jatuh ke tanah, sang istri mengikat Sam’un dengan 4 potongan rambut, 4 potong pertama mengikat kedua tangannya, 4 potong kedua mengikat kedua kakinya. Sam’un terbangun dan berkata “Siapa yang mengikatku ?” istrinya menjawab “Aku, aku mengikat karena ingin mengujimu.” Kali ini Sam’un tidak mampu melepaskan ikatan itu.

فَأَخْبَرَتْ امْرَأَتُهُ الكُفاَرَ , فَجاَؤُا وَذَهَبُوْا بِهِ إِلىَ مَذْبَحِهِمْ وَكاَنَ فِيْهِ عُمُوْدٌ فَأَوْثَقُوْهُ عَلَى ذَلِكَ العُمُوْدِ , فَقَطَعُوْا أُذُنَيْهِ وَعَيْنَيْهِ وَشَفَتَيْهِ وَلِساَنَهُ وَيَدَيْهِ وَرِجْلَيْهِ وَكُلُّهُمْ يَجْتَمِعُوْنَ فىِ ذَلِكَ البَيْتِ

Kemudian sang istri memberitahukannya kepada kaum kafir, mereka beramai-ramai membawa Sam’un ke sebuah rumah, tempat mereka menghukum mati seseorang dengan memenggal lehernya, di tengah rumah itu terdapat tiang, mereka mengikat Sam’un di tiang itu, mereka memotong kedua telinga Sam’un, mencongkel kedua mata Sam’un, menggunting bibir dan lidah Sam’un, kedua tangan dan kedua kakinya pun di potong, semua orang berkumpul menyaksikan Sam’un di mutilasi di rumah tersebut.

فَاَوْحَى اللهُ تَعاَلىَ إِلَيْهِ ؛ أَىُّ شَيْءٍ تُرِيْدُ بِهِمْ أَصْنَعُهُ ؟ فَقاَلَ أَنْ تُعْطِيَنِى مِنَ القُوَّةِ حَتَّى أَحْرَكَ عُمُوْدَ هَذاَ البَيْتِ فَيَنْهَدِمَ عَلَيْهِمْ , فَقَواَهُ اللهُ وَحَرَّكَ نَفْسَهُ فَوَقَعَ السَّقَفُ عَلَيْهِمْ وَأَهْلَكُوْا جَمِيْعاً وَامْرَأَتُهُ مَعَهُمْ , فَأَنْجاَهُ اللهُ تَعاَلىَ مِنْهُمْ وَرَدَّ اللهُ عَلَيْهِ أَعْضاَءَهُ

Disaat kritis seperti itu Allah memberi wahyu (kasih sayang) kepada Sam’un dan menawarkan “Apa yang kamu inginkan pada kaum kafir ini, Aku akan melakukannya wahai Sam’un ?” Sam’un menjawab “Berilah aku kekuatan, aku ingin menghancurkan tiang ini, sehingga rubuh dan menimpa mereka. Allah Swt pun memberinya kekuatan dan Sam’un menggerakkan dirinya, dan hancurlah tiang rumah itu, atapnya menimpa semua orang sehingga tewas, termasuk istrinya. Allah selamatkan Sam’un dan Allah kembalikan keadaan tubuh Sam’un seperti sedia kala.

فَبَعْدَ ذَلِكَ عَبَدَ اللهَ أَلْفَ شَهْرٍ مَعَ قِياَمِ لَيْلِهاَ وَصِياَمِ نَهاَرِهاَ , فَضَرَبَ بِالسَّيْفِ فىِ سَبِيْلِ اللهِ

Setelah peristiwa itu Sam’un melakukan ibadah selama 1000 bulan, malamnya tahajud siangnya berpuasa. Ia juga berperang membela Agama Allah.

فَبَكَى أَصْحاَبُ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِشْتِياَقاً لِذَلِكَ , فَقاَلُوْا ياَرَسُوْلَ اللهِ هَلْ تَدْرِى ثَواَبَهُ ؟ فَقاَلَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ السَّلاَمُ لآَأَدْرِى

Mendengar kisah Sam’un itu, para sahabat Nabi Saw terharu, mereka bertanya “Wahai Rasulullah apa tuan tahu, berapa besar pahala Sam’un ibadah seperti itu ?” Nabi menjawab “Aku tidak mengetahuinya”

فَأَنْزَلَ اللهُ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ بِهَذِهِ السُّوْرَةِ (القَدْرِ) وَقاَلَ ياَمُحَمَّدْ أَعْتَيْطُكَ وَأُمَّتَكَ لَيْلَةَ القَدْرِ العِباَدَةُ فِيْهاَ أَفْضَلُ مِنْ عِباَدَةِ سَبْعِيْنَ أَلْفِ شَهْرٍ

Maka Allah turunkan malaikat Jibril membawa surat Al-Qodr, dan berkata “Wahai Muhammad aku berikan kamu dan ummatmu Lailatulqodr, melakukan ibadah di malam itu lebih baik dari ibadah 70 ribu bulan”.

قاَلَ الإِماَمُ الرَّازِى فَإِذاَ طَلَعَ الفَجْرُ فىِ لَيْلَةِ القَدْرِ ناَدَى جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ ياَمَعْشَرَ المَلاَئِكَةِ الرَّحِيْلَ الرَّحِيْلَ , فَيَقُوْلُوْنَ ياَجَبْرَئِيْلُ ماَصَنَعَ اللهُ بِالمُسْلِمِيْنَ فىِ هَذِهِ اللَّيْلَةِ مِنْ أُمَةِ  مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ السَّلاَمُ فَيَقُوْلُ لَهُمْ ؛ إِنَّ اللهَ تَعاَلىَ نَظَرَ إِلَيْهِمْ بِالرَّحْمَةِ وَعَفاَ عَنْهُمْ وَغَفَرَ لَهُمْ إِلاَّ أَرْبَعَةَ نَفَرٍ , قاَلُوْا مَنْ هَؤُلاَءِ الأَرْبَعَة ؟ قاَلَ مُدَمِنُ الخَمْرِ وَعاَقُ الواَلِدَيْنِ وَقاَطِعُ الرَّحْمِ وَالمَشاَحِنُ , يَعْنِى المُصاَرِمُ وَهُوَ الَّذِى لاَيُكَلِّمُ أَخاَهُ فَوْقَ ثَلاَثَةِ أَيّاَمٍ

Imam Ar-Rozi berkata ; Apabila fajar telah terbit di malam qodar, maka malaikat Jibril berkata (jumpa pers)

Jibril                            Wahai para malaikat, kumpul kemari dan kumpul kemari..,
Para malaikat           Ya Jibril apa yang Allah perbuat untuk kaum muslimin di malam mini dari ummat Nabi Muhammad SAW?
Jibril                            Sesungguhnya Allah memandang kepada mereka dengan penuh kasih sayang, Allah memaafkan serta ngampuni dosa-dosa mereka, kecuali empat kelompok.
Para malaikat           Siapa empat kelompok itu ?
Jibril                           Pertama, orang yang membiasakan diri minum arak, mabuk-mabukan. Kedua, Orang yang durhaka kepada orang tua. Ketiga, orang yang memutus silaturrahmi. Keempat, orang yang bertengkar, yaitu pertengkaran dengan sesama yang belum damai dalam jangka waktu tiga hari.

Pustaka : Durratun-Nasihin - Syekh Ustman bin Hasan bin Ahmad, hal. 284-285

0 comments

Ceramah Urutan Pendidikan (TPQ)

Menawi ndungo biasane kito ndungo Allohummaj'alna wa ahlana wa awladana wa dzurriyatana min ahlil ilmi wa ahlil khoir.
Mugi jenengan dadosaken kulo, keluarga kulo, anak2 kulo, keturunan kulo dados tiyang ngerti lan apik.

Ngerti:Iso:Gampang:Bahagia
Goblok:gak iso:kangelan:Nelongso

Dalam surat al jumah dijelaskan:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ (2)

1. Membacakan ayat2 Allah (al-Quran)
2. Membelajari akhlaq agar bersih
3. Mengajari al-Quran
3. Mengajari ilmu pengetahuan lainnya

Pramilo meniko, nek kepingin gadah anak sing sae pertama diwacakno quran. Sak saget2e, mboten kedah faham. Pokoe moco. Jenengan tingali ajarane tiyang2 sepah, wakdal anak tase ten rahim biasane di teloni, dipitoni, ditingkebi acarae maos surat yusuf kale surat maryam. Selain pingin ganteng kados nabi yusuf utawi ayu kados siti maryam, niku corone mendidik sejak dalam kandungan. Menawi ten ilmu psikologi, anak dalam kandungan niku akan memiliki kecerdasan yang luar biasa jika didengarkan musik2 klasik. Lha al-Qur'an niku kalamun qodimun la yumallu sama'uhu. Kalam allah sing qodim. Qodim niku mbahe klasik.
Rodok gede nek pingin gadah yugo sae geh wong tuone kulinakno moco qur'an ben anake kulino ngerungokno qur'an. Mangke nek tiyang sepahe kulino moco quran lak faham2 dewe artine qur'an. Anake geh ngoten, nek kulino kerungu lak yo faham qur'an.
Ngeten mawon, jenengan pun tuwek males belajar bahasa meduro tapi urip nang meduro. Gak perlu belajar boso meduro, tapi rungokno ae wong ngomong meduro, engko lak faham.

Nomer kaleh nek pingin gadah yugo sae, diwuruki akhlak, di wuruki totokromo. Carane sekolahno agomo.

Baru nek wes apik kelakuane baru diwuruki al-Qur'an.

Mari diwuruki al-Qur'an baru diwuruki ilmu pengetahuan.

Kengeng nopo kok akhlak diulangno disek timbang ilmu pengetahuan lintune? Keranten Ngapikno arek pinter karo minterno arek apik niku luwih angel ngapikno arek pinterr.
Jenengan tingali koruptor2 niku, pinter2 tapi mboten sae akhlake. Coba kandanono lak banggel. Anak geh ngoten, anak nek pun pinterr tapi mboten nggenah, dikandani geh banggel.

Dados urutane niku diwacakno qur'an, di belajari akhlak, dibelajari al-Qur'an baru dibelajari ilmu pengetahuan lintune. Gak iso mbelajari qur'an mergo wong tuwone gak iso moco qur'an, yo titipno ustadz ta kyai ta titipno nang TPQ.
Wes babahlah wong tuone rusak, tapi sing penting anak2 niki dados tiyang sae. Mergo zaman sampun kados ngeten rusake. Menawi anak mbeneh, geh niku sing bade nulung kito benjang ten akhirat.

0 comments

Doa Angin Duduk dan Stroke

Angin Duduk

Pada satu ketika dimana Nabi Allah Sulaiman a.s duduk di singgahsananya,
Maka datang satu Angin yang cukup besar, maka bertanya Nabi Allah
Sulaiman siapakah engkau......?.

Maka dijawab oleh Angin tersebut : akulah Angin Rihul Ahmar dan aku bila memasuki rongga anak Adam, maka lumpuh, keluar darah dari rongga, dan apabila aku memasuki otak anak Adam, maka menjadi gilalah anak Adam ...

Maka diperintahkan oleh Nabi Sulaiman a.s supaya membakar angin
tersebut,maka berkatalah Rihul Ahmar kepada Nabi Sulaiman a.s bahwa:
Aku kekal sampai hari Kiamat tiba,tiada sesiapa yang dapat membinasakan Aku melainkan Allah SW T.
Lalu Rihul Ahmar pun menghilang.

Diriwayatkan cucu Nabi Muhammad SAW terkena Rihul Ahmar
sehingga keluar darah dari rongga hidungnya.

Maka datang Malaikat Jibril kepada Nabi SAW  dan bertanya Nabi kepada Jibril.

Maka menghilang sebentar,lalu Malaikat Jibril kembali mengajari akan do'a Rihul Ahmar kepada Nabi SAW kemudian
dibaca do'a tersebut kepada cucu nya dan dengan sekejap cucu Rasulullah sembuh serta merta.

Lalu bersabda Nabi SAW : Bahwa barang siapa membaca do'a stroke/do'a Rihul Ahmar.....walau sekali dalam seumur hidupnya, maka akan dijauhkan dari penyakit ANGIN AHMAR atau
STROKE.

Do'a menjauhkan terhindar dari angin ahmar dan penyakit kronik :

اللهم إني أعوذبك من الريح الأحمر والدم الأسود والداء الأكبر

Allahumma inni a'uzubika minarrihil ahmar, waddamil aswad, waddail akbar....
Artinya :
Ya Allah Tuhanku lindungi aku dari angin merah dan lindungi aku dari darah hitam (stroke) dan dari penyakit berat.

3 comments

Ngalap Berkah Air Hujan DI Kabah

Ngalap Berkah Air Hujan DI Kabah

Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin–ulama Wahabi kontemporer yang sangat populer–mempunyai seorang guru yang sangat alim dan kharismatik di kalangan kaum Wahabi, yaitu Syaikh Abdurrahman bin Nashir al-Sa’di, yang dikenal dengan julukan Syaikh Ibnu Sa’di. Ia memiliki banyak karangan, di antaranya yang paling populer adalah karyanya yang berjudul, Taisir al-Karim al-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan, kitab tafsir setebal 5 jilid, yang mengikuti manhaj pemikiran Wahabi. Meskipun Syaikh Ibnu Sa’di, termasuk ulama Wahabi yang ekstrim, ia juga seorang ulama yang mudah insyaf dan mau mengikuti kebenaran, dari manapun kebenaran itu datangnya.

Suatu ketika, al-Imam al-Sayyid ‘Alwi bin Abbas al-Maliki al-Hasani (ayahanda Abuya al-Sayyid Muhammad bin ‘Alwi al-Maliki) sedang duduk-duduk di serambi Masjid al-Haram bersama halaqah pengajiannya. Sementara di bagian lain serambi Masjidil Haram tersebut, Syaikh Ibnu Sa’di juga duduk-duduk. Sementara orang-orang di Masjidil Haram larut dalam ibadah shalat dan tawaf yang mereka lakukan. Pada saat itu, langit di atas Masjidil Haram penuh dengan mendung yang menggelantung, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan yang sangat lebat. Tiba-tiba air hujan itu pun turun dengan lebatnya. Akibatnya, saluran air di atas Ka’bah mengalirkan airnya dengan derasnya. Melihat air begitu deras dari saluran air di atas kiblat kaum Muslimin yang berbentuk kubus itu, orang-orang Hijaz seperti kebiasaan mereka, segera berhamburan menuju saluran itu dan mengambil air tersebut, dan kemudian mereka tuangkan ke baju dan tubuh mereka, dengan harapan mendapatkan berkah dari air itu.

Melihat kejadian tersebut, para polisi pamong praja Kerajaan Saudi Arabia, yang sebagian besar berasal dari orang Baduwi daerah Najd itu, menjadi terkejut dan mengira bahwa orang-orang Hijaz tersebut telah terjerumus dalam lumpur kesyirikan dan menyembah selain Allah SWT. Akhirnya para polisi pamong praja itu berkata kepada orang-orang Hijaz yang sedang mengambil berkah air hujan yang mengalir dari saluran air Ka’bah itu,

“Jangan kalian lakukan wahai orang-orang musyrik. Itu perbuatan syirik. Itu perbuatan syirik.”

Mendengar teguran para polisi pamong praja itu, orang-orang Hijaz itu pun segera berhamburan menujuhalaqah al-Imam al-Sayyid ‘Alwi al-Maliki al-Hasani dan menanyakan perihal hukum mengambil berkah dari air hujan yang mengalir dari saluran air di Ka’bah itu. Ternyata Sayyid ‘Alwi membolehkan dan bahkan mendorong mereka untuk melakukannya. Akhirnya untuk yang kedua kalinya, orang-orang Hijaz itu pun berhamburan lagi menuju saluran air di Ka’bah itu, dengan tujuan mengambil berkah air hujan yang jatuh darinya, tanpa mengindahkan teguran para polisi baduwi tersebut. Bahkan mereka berkata kepada para polisi baduwi itu,

“Kami tidak akan memperhatikan teguran Anda, setelah Sayyid ‘Alwi berfatwa kepada kami tentang kebolehan mengambil berkah dari air ini.”

Akhirnya, melihat orang-orang Hijaz itu tidak mengindahkan teguran, para polisi baduwi itu pun segera mendatangi halqah Syaikh Ibnu Sa’di, guru mereka. Mereka mengadukan perihal fatwa Sayyid ‘Alwi yang menganggap bahwa air hujan itu ada berkahnya. Akhirnya, setelah mendengar laporan para polisi Baduwi, yang merupakan anak buahnya itu, Syaikh Ibnu Sa’di segera mengambil selendangnya dan bangkit menghampiri halqah Sayyid ‘Alwi dan duduk di sebelahnya. Sementara orang-orang dari berbagai golongan, berkumpul mengelilingi kedua ulama besar itu. Dengan penuh sopan dan tata krama layaknya seorang ulama, Syaikh Ibnu Sa’di bertanya kepada Sayyid ‘Alwi:

“Wahai Sayyid, benarkah Anda berkata kepada orang-orang itu bahwa air hujan yang turun dari saluran air di Ka’bah itu ada berkahnya?”

Sayyid ‘Alwi menjawab:

“Benar. Bahkan air tersebut memiliki dua berkah.”

Syaikh Ibnu Sa’di berkata:

“Bagaimana hal itu bisa terjadi?”

Sayyid ‘Alwi menjawab:

“Karena Allah SWT berfirman dalam Kitab-Nya tentang air hujan:

وَنَزَّلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۭ مُّبَرَكًۭا

“Dan Kami turunkan dari langit air yang mengandung berkah.” (QS. 50:9).

Allah SWT juga berfirman mengenai Ka’bah:

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍۢ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِى بِبَكَّةَ مُبَارَكًۭا وَهُدًۭى لِّلْعَلَمِينَ ﴿٩٦﴾

“Sesungguhnya rumah yang pertama kali diletakkan bagi umat manusia adalah rumah yang ada di Bekkah (Makkah), yang diberkahi (oleh Allah).” (QS. 3:96).

Dengan demikian air hujan yang turun dari saluran air di atas Ka’bah itu memiliki dua berkah, yaitu berkah yang turun dari langit dan berkah yang terdapat pada Baitullah ini.”

Mendengar jawaban tersebut, Syaikh Ibnu Sa’di merasa heran dan kagum kepada Sayyid ‘Alwi. Kemudian dengan penuh kesadaran, mulut Syaikh Ibnu Sa’di itu melontarkan perkataan yang sangat mulia, sebagai pengakuannya akan kebenaran ucapan Sayyid ‘Alwi:

“Subhanallah (Maha Suci Allah), bagaimana kami bisa lalai dari kedua ayat ini.”

Kemudian Syaikh Ibnu Sa’di mengucapkan terima kasih kepada Sayyid ‘Alwi dan meminta izin untuk meninggalkan halqah tersebut. Namun Sayyid ‘Alwi berkata kepada Syaikh Ibnu Sa’di:

“Tenang dulu wahai Syaikh Ibnu Sa’di. Aku melihat para polisi Baduwi itu mengira bahwa apa yang dilakukan oleh kaum Muslimin dengan mengambil berkah air hujan yang mengalir dari saluran air di Ka’bah itu sebagai perbuatan syirik. Mereka tidak akan berhenti mengkafirkan orang dan mensyirikkan orang dalam masalah ini sebelum mereka melihat orang yang seperti Anda melarang mereka. Oleh karena itu, sekarang bangkitlah Anda menuju saluran air di Ka’bah itu, lalu ambillah air di situ di depan para polisi baduwi itu, sehingga mereka akan berhenti mensyirikkan orang lain.”

Akhirnya mendengar saran Sayyid ‘Alwi tersebut, Syaikh Ibnu Sa’di segera bangkit menuju saluran air di Ka’bah. Ia basahi pakaiannya dengan air itu, dan ia pun mengambil air itu untuk diminumnya dengan tujuan mengambil berkahnya. Melihat tingkah laku Syaikh Ibnu Sa’di ini, para polisi Baduwi itu pun pergi meninggalkan Masjidil Haram dengan perasaan malu.

Semoga Allah SWT merahmati Sayyidina al-Imam ‘Alwi bin ‘Abbas al-Maliki al-Hasani. Amin.

Kisah ini disebutkan oleh Syaikh Abdul Fattah Rawwah, dalam kitab Tsabat (kumpulan sanad-sanad keilmuannya).dan kisah ini sudah mendunia. Beliau termasuk salah seorang saksi mata kejadian itu.

Allahuma sholi 'ala sayidina Muhammad nabiyil umiyi wa 'alihi wa shohbihi wa salim

sumber http://www.shofwatuna.org/2013/12/cerita-ngalap-berkah-sayyid-alwi-bin-abbas-al-maliki/

0 comments
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. EKSPLORIA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger