Jangan di Klik

Featured Post Today
print this page
Latest Post

Halal Bi Halal Silaturrahim

Keutamaan Tradisi Nglencer (sillaturahim)
جعلنا الله وإياكم من العائدين والفائزين والمقبولين كل عام وانتم بخير وعافية وسلامة وبركة فى الدين والدنيا والاخره
Rasulullah SAW bersabda:
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
"Orang yang sempurna silaturrahimnya bukanlah orang yang membalas shilaturrahim orang lain, akan tetapi orang yang sempurna silaturrahminya adalah orang yang menyambung shilaturrahim kembali ketika tali silaturrahim itu telah terputus"

Sahabat Nabi yg bernama Abu Hurairah pernah bertanya kepada Rasulullah tentang amalan yg bisa memasukkannya ke dalam surga,kemudian Beliau bersabda:
أَفْشِ السَّلَامَ وَأَطْعِمْ الطَّعَامَ وَصِلْ الْأَرْحَامَ وَقُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ ثُمَّ ادْخُلْ الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
"Tebarkanlah salam, berikanlah makanan, sambunglah tali persaudaraan dan kerjakanlah shalat malam ketika manusia sedang tidur, kemudian setelah itu masuklah syurga dalam keadaan selamat." HR Ahmad

Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
"Tidak akan masuk surga (bersama orang yg pertama kali masuk surga)  orang yang memutus tali silaturrahmi."
Rasulullah bersabda:
مَا مِنْ مُؤْمِنٍ يُعَزِّي أَخَاهُ بِمُصِيبَةٍ إِلَّا كَسَاهُ اللَّهُ سُبْحَانَهُ مِنْ حُلَلِ الْكَرَامَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Tidaklah seorang mukmin bertakziah kepada saudaranya yang terkena musibah, kecuali Allah Subhaanahu akan mengenakan pakaian kehormatan untuknya pada hari kiamat. " HR Ibnu Majah

Sayyidah Khadijah (isteri Rasul) pernah berkata kepada Beliau Nabi,karena sebelum diutus menjadi rasul sudah terbiasa silaturrahim:
فَوَاللَّهِ لَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ وَتَصْدُقُ الْحَدِيثَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَق
"Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya, sebab Engkau(wahai Rasul) suka menyambung silaturrahim, berkata jujur, menghilangkan kesusahan serta menjamu tamu, serta membela kebenaran!" HR al Bukhari

Dalam hadits qudsi Rasulullah bersabda, Allah ta'ala berfirman:
حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ وَحَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَزَاوِرِينَ فِيَّ وَحَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ وَحَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَوَاصِلِينَ فِيَّ
'CintaKu untuk orang-orang yang saling mencintai karena Aku, CintaKu untuk orang-orang yang saling berkunjung karena Aku*, CintaKu untuk orang-orang yang saling berkorban karena Aku dan cintaKu untuk orang-orang yang saling bersillaturrahim karena Aku.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah saw bersabda :
مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ

“Barang siapa telah melakukan kezaliman kepada saudaranya, baik menyangkut harga diri/kehormatan atau harta, maka pada hari ini hendaklah ia meminta dibebaskan (dihalalkan) sebelum datang hari di mana tidak berguna lagi dinar dan dirham. Apabila (orang yang berbuat zalim itu) mempunyai amal kebaikan/kesalihan, maka kesalihannya akan diambil untuk saudaranya sebesar kezalimannya kepadanya. Dan apabila ia tidak mempunyai amal kebaikan, maka dosa amal buruk saudaranya itu akan ditimpakan kepadanya.” [HR Bukhari].
sabda Nabi SAW:
أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
“Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit) itu?” Para sahabat menjawab,”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.” Tetapi Nabi SAW berkata : “Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka”.[HR Muslim]

Semua dasar/dalil di atas diramu oleh mbah2/kyai2/para wali terdahulu dengan tradisi nglencer saat idul fitri dg ungkapan:
"ngaturaken sugeng riyaden,.dalem ngaturaken sedoyo kalepatan nyuwun ngapunten engkang katah"
Kemudian tuan rumah akan membalas dengan ungkapan:
"o geh semanten ugi kelepatan kulo nyuwun dipun ngapunten,(atau kalau tuan rumah lebih dituakan): O..yo..podo2 luputku semono ugo yo dingapuro"
Kemudian dengan ramahnya tuan rumah "manggakne" mmpersilahkn mnikmati berbagai macam jajan agar tamu betah berlama2 bertamu,karena selama ia bertemu dan blm pamitan,maka dosa kedua belah pihak akan d ampuni,sbagaimana hadis yg kurang lebih berbunyi:
ما من مسلمين يلتقيان ثمّ يتصافحان إلّا غفر لهما قبل أن يفترقا
"Tidaklah dua orang Islam (atau lebih) bertemu kmudian bersalaman,kecuali kedua belah pihak akan diampuni dosa2nya sebelum mereka berpamitan".

dan ketika pamit pulang dg ungkapan:
"sak rehne sampun cekap lan sami wilujeng dalem bade nyuwun pamet bade nerusaken lampah,kaleh nyuwun tambahipun pangestu"
Kmudian tuan rumah mnimpali:
"kok keseso mwon to..,matur suwun sanget geh.,mugi2 selamet wilujeng sdoyone,."
Belum lagi ketika salanan selalu d doakn dg kata2: "Barokalloh".

#Ayo nglencer

0 comments

Tamu dan Silatirrahim

Masya allah...

”HARGA SEORANG TAMU“

Ada seorang perempuan mengeluh kepada Rasulullah karena perilaku suaminya.

Suaminya selalu mengundang orang-orang datang ke rumahnya dan  menjamunya sehingga tamu-tamu tersebut menyebabkan sang istri menjadi repot dan merasa kelelahan.

Lalu wanita tersebut keluar meninggalkan Rasulullah dan tidak mendapatkan jawaban apa pun dari Rasul saw.

Setelah beberapa waktu...

Rasulullah pergi ke rumah suami-istri tersebut, Rasulullah bersabda kepada sang suami : "Sesungguhnya aku adalah tamu di rumahmu hari ini."

Betapa bahagianya sang suami demi mendengar ucapan Rasulullah tersebut, maka dia segera menghampiri istrinya untuk mengabarkan bahwa tamu hari ini adalah Rasulullah.

Si istri pun merasa bahagia karena kabar tersebut, dia pun segera memasak makanan yang lezat dan nikmat.

Dia lakukan hal tersebut dengan penuh rasa bahagia di dalam hatinya.

Ketika Rasulullah akan pergi dari rumahnya setelah beliau mendapatkan kemuliaan dan merasa bahagia dengan keridhoan pasangan itu.

قال للزوج عندما أخرج من بيتك دع زوجتك تنظر إلى الباب الذي أخرج منه

Rasulullah bersabda kepada suaminya : "Ketika aku akan keluar nanti dari rumahmu, panggil istrimu dan perintahkan dia untuk melihat ke pintu tempat aku keluar."

Maka sang istri melihat Rasulullah keluar dari rumahnya diikuti oleh binatang-binatang melata, seperti kalajengking dan berbagai binatang yang berbahaya lainnya di belakang Rasulullah.

Terkejutlah sang istri dengan apa yang dilihat di depannya.

فقال لها رسول الله هكذا دائما عندما يخرج الضيوف من بيتكِ يخرج كل البلاء والضرر والدواب من منزلك.

Maka Rasulullah bersabda : "Seperti itulah yang terjadi. Setiap kali tamu keluar dari rumahmu, maka keluar pula segala bala', bahaya dan segala binatang yang membahayakan dari rumahmu."

"Maka inilah hikmah  memuliakan tamu dan tidak berkeluh kesah karena kedatangannya."

Rumah yang banyak dikunjungi tamu adalah rumah yang dicintai ALLAH.

Begitu indahnya rumah yang selalu terbuka untuk anak kecil atau dewasa.

Rumah yang di dalamnya turun rahmat  dan berbagai keberkahan dari langit.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " إذا أراد الله بقوم خيراً أهدى لهم هدية

Rasulullah bersabda : "Jika ALLAH menginginkan kebaikan terhadap satu kaum, maka ALLAH akan memberikan hadiah kepada mereka.

Para sahabat bertanya : "Hadiah apakah itu, ya Rasulullah...............?."

قال: الضيف ينزل برزقه، ويرتحل بذنوب أهل البيت."

Rasulullah bersabda : "Tamu akan menyebabkan turunnya rezeki untuk pemilik rumah dan  menghapus dosa-dosau penghuni rumah."

وقال صلى الله عليه وسلم: كل بيت لا يدخل فيه الضيف لا تدخله الملائكة."

Rasulullah bersabda : "Rumah yang tidak dimasuki tamu (tidak ada tamu), maka Malaikat Rahmat tidak akan masuk ke dalamnya."

وقال صلى الله عليه وسلم: " الضيف دليل الجنة."

Rasulullah bersabda : "Tamu adalah penunjuk jalan menuju Surga."

وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه

Rasulullah bersabda : "Barangsiapa beriman kepada ALLAH dan Hari Akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya."

Mari saling bersilaturahmi.
"Selamat hari raya idulfitri, taqobalallohu minna wa minkum"

0 comments

Keistimewaan Romadlon 1

Moh. Dliya'ul Chaq bin Basuni Manaf

Malam ini, selasa 12 juni 2018, saya terjadwal sebagai imam sholat isya' dan tarawih di salah satu masjid di kelurahan Sememi Kecamatan Benowo Kabupaten Surabaya. Seperti biasa, setelah tarawih rampung sebelum witir, saatnya kultum. Katanya sih kultum, tapi prakteknya ada sampai 30 menit. Wauw kan...

Akupun mengikuti tradisi itu. Kultum maksudnya, bukan kultipulum. Sebenarnya tema pembahasan baru ketemu saat tengah2 tarawih. Aneh bukan? Seorang Imam tidak khusyu' karena "angen-angen" materi kultum. Ya tapi inilah yang terjadi. Karena aku bukan ustadz dan tidak pernah ingin ngustadz.

Yah..
Ramadlan adalah bulan yang paling istimewa dan luar biasa. Di dalam bulan ini, ummat muslim begitu mudah dan ringan untuk melakukan kebaikan yang tidak akan bisa dilakukan di luar ramadlan. Di antaranya, ummat muslim berbondong-bondong menuju masjid untuk sholat 20 rakaat (tarawih), yang menurut dugaan saya hal ini tidak akan bisa diadakan di luar bulan ramadlan. Entah kenapa, yang jelas Ramadlan benar-benar luar biasa. Rasulullah pun bersabda:
"seandainya ummatku tahu (sejatinya) apa yang ada dalam bulab ramadlan, maka pasti mereka menginginkan seluruh bulan dalam satu tahun adalah Ramadlan".

Kita pun sering kali tidak sadar melakulan kebaikan di bulan ramadlan. Saat datang ikut shalat tarawih, ada pengumandangan ajakan sholat oleh "bilal"  tarawih. Bilal tarawih ini benar2 tidak pernah ada di zaman Rasulullah. Tetapi secara subtantif sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran Islam manapun sebab bacaan-bacaannya lebih mengajak pada jamaah untuk berdoa, baik itu sholawat atau taradli.  Dan tanpa sadar, para jamaah telah berdoa / membaca shalawat dan taradli beberapa kali. Shalawat adalah berdoa untuk Rasulullah agar diberi rahmat, salam dan barokah oleh Allah. Sedangkan taradli adalah berdoa untuk sahabat Rasulullah agar diberi ridlo oleh Allah swt. Intinya mendoakan orang lain. Tapi pertanyaannya adalah, kenapa kita mendoakan Rasulullah yang jelas2 mendapatkan rahmat dan apapun dari Allah. Dan juga kenapa kita mendoakan sahabat Rasul yang pastinya lebih baik dari kita, ummat saat ini karena banyak dari sahabat yang telah dijamin masuk surga. Padahal kita lebih buruk dari mereka.

Jawabannya mungkin kita bisa melihat hadits Rasulullah saw yang
diriwayatkan oleh al-Imam Muslim dari Shafwan, ia adalah Ibnu ‘Abdillah bin Shafwan, dan umur ad-Darda’ di bawahnya, beliau berkata: “Aku pergi ke Syam dan mendatangi Abud Darda’ Radhiyallahu anhu di rumahnya, tetapi beliau tidak ada di rumah, yang ada hanyalah Ummud Darda’ رَحِمَهَا اللهُ تَعَالَى, ia berkata: ‘Apakah tahun ini engkau akan pergi haji?’ ‘Ya,’ jawabku. Dia berkata: ‘Do’akan kami dengan kebaikan, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ. كُلَّمَا دَعَا ِلأَخِيْهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِيْنَ. وَلَكَ بِمِثْلٍ.

‘Do’a seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang dido’akannya adalah do’a yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada Malaikat yang menjadi wakil baginya. Setiap kali dia berdo’a untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka Malaikat tersebut berkata: ‘Aamiin dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan.’”

‘Abdullah berkata: “Lalu aku pergi ke pasar dan bertemu dengan Abud Darda’ Radhiyallahu anhu, lalu beliau mengucapkan kata-kata seperti itu yang diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Hadits ini menunjukkan bahwa berdoa untuk orang lain selain mustajabah juga sejatinya adalah mendoakan dirinya sendiri. Karena ketika berdoa untuk orang lain, Malaikat mengamini dan juga berdoa agar Allah memberikan sesuatu yang sama (dengan doa untuk saudaranya) pada orang yang berdoa.

Maka mendoakan rahmat dan salam bagi Rasulullah sejatinya adalah berdoa untuk diri sendiri agar mendapatkan rahmat dan salam dari Allah. Mendoakan para sahabat rasul dengan radliyallohu 'anhu sejatinya adalah doa kepada diri orang yang berdoa sendiri agar mendapat Ridlo dari Allah. Itulah yang sejatinya. Begitupun saat ziarah makam para wali dan ulama', seperti makam wali songo, kita  selalu berdoa allohummaghfir lahu (ya Allah berilah ampunan padanya).

Jadi berdoa untuk Rasulullah, para sahabat dan para wali bukan berarti Rasullah belum mendapatkan keselamatan dari Allah sehingga kita memintakannya, bukan berarti Allah belum meridloi para sahabat Rasul, bukan berarti para wali masih banyak dosa yang butuh kita mintakan ampunan, bukan. Tetapi sejatinya doa2 kita itu kembali kepada kita sendiri sebagaimana hadits di atas.

Kita adalah makhluk yang lebih buruk dari mereka sehingga tak pantasalah kita mendoakan mereka. Bahkan yang pantas adalah mereka mendoakan kita karena mereka lebih dekat dengan Allah.

Maka sekalipun tidak pernah ada pada masa Rasulullah, taradli dianjurkan oleh ulama'. Para perawi hadits selalu melakukan ini. Hanya saja saat menyebut nama sahabat Ali bin Abi Thalib, beberapa ulama' khususnya ulama' tasawuf menggunakan redaksi karromallohu wajhah,  bukan radliyallohu 'anhu. Kenapa? Karena sahabat Ali selama hidupnya tidak pernah melihat aurotnya sendiri, lebih-lebih orang lain. Dan ini pernah dibuktikan oleh para sahabat.

Saat perang shifin (kelompok muawiyah vs kelompok ali) terjadi, saat pasukan sudah berhadap-hadapan, sudah menjadi tradisi dilangsungkan duel satu lawan satu.  Saat itu sahabat Ali yang maju lebih dulu untuk menantang muawiyah. Tetapi muawiyah tidak berani, digantikan oleh 'Amr bin' Ash.  Sahabat Ali memang jago duel dan terkenal dengan pedangnya yang namanya dzulfiqor (zulfikar). Dan dalam duel itu, sahabat ali menang dan pedang telah berada di leher 'Amar bin' Ash. Namun 'Amr ingat betula bahwa sahabat Ali adalah oramg yang pantang melihat aurat, sehingga kehebatan sahabat Ali tersebut ternyata di hadapan' Amar bin 'Ash menjadi kelemahan. Dalam kondisi yang demikian, sahabat' Amr bin 'Ash membula bajunya sehingga aurotnya terlihat. Sontak sahabat Ali berpaling untuk menghindar dari melihat aurat, sehingga' Amr bin Ash dapat menyelamatkan diri.

Karena kehebatannya dalam menjaga pandangan mata dari aurat, maka para ulama' bedoa dengan karromallohu wajhah untuk sahabat Ali. Berharap agar yang berdoalah yang mendpatkan kemuliaan itu. Maka berdoa untuk orang lain sejatinya adalag berdoa untuk sendiri.

Maka, pelajaran penting yang dapat kita ambil pada malam ini adalah marilah kita berdoa kebaikan untuk orang lain karena sejatinya doa itu adalah untuk diri kita, dan mistajabah. Sekali kita berdoa keburukan pada orang lain, maka keburukan akan menimpa kita. Maka damaikanlah hati kita agar mudah melihat sisi baik orang lain sehingga mudah mendoakan kebaikan untuk orang lain. Dan ketika kita berdoa kebaikan untuk orang lain, maka kebaikan akan menghampiri kita. Dan jika kita selalu berdoa kebaikan untuk orang lain maka hidup kita akan sangat bahagia dan sukses karena kita akan dihampiri banyal kebaikan. Maka sukses kita, tergantung pada kita melihat orang lain. Su'udzon dan khusnudzdzon itulah yang alan menentukan lebahagiaan dan kesuksesan kita.

Dan di malam ke 27 ini, marilah kita lestarikan dan istiqomah menjaga aurat sebagaimana sahabat Ali. Serta istiqomah dalam melaksanakan kebaikan-kebaikan di luar bulan ramadlan, sebab 11 bulan itu penilaian yang lebih lama dari Allah serta ujian apakah Ramadlan kita benar2 media pembelajaran amal untuk masa-masa di luar ramadlan. Mugi kito sedoyo angsal keistimewaan ramadlan. Sebab rasulullah dawuh:
"Rugilah seorang hamba yang bertemu Ramadlan tetapi dosa-dosanya tidak diampuni Allah".


0 comments

Shodaqoh (1)

Semua Shodaqoh Adalah Jariyah (Pahalanya Tidak Terputus)
Oleh: Moh. Dliya'ul Chaq

Keinginan memberi kepada yang tak mampu adalah naluri dan nurani setiap manusia. Sekejam-kejamnya manusia, di dalam hatinya pasti memiliki rasa sayang antar sesama dan ingin menolong yang lemah.  Walaupun terkadang ia tidak mampu melaksanakan apa yang di dalam hatinya. Memang ada di dunia ini sifat pelit. Namun sepelit-pelitnya manusia, ia tetap ingin memberi kepada orang yang dianggapnya layak untuk diberi. Artinya sepelit-pelitnya manusia, di dalam hatinya pasti masih terdapat keinginan untuk memberi.

Namun memberi tidaklah mudah. Artinya, tidak semua orang mampu melaksanakan keinginan untuk memberi. Berbagai alasan dan (peng)kondisi(an) dimunculkan. Entah setan atau nafsu yang memunculkannya. Yang jelas alasan dan (peng)kondisi(an) itu menjadi alas logika untuk tidak jadi memberi. Merasa miskin, malu memberi sedikit, masih banyak waktu, ia tidak pantas diberi, dan lain sebagainya adalah di antara alasan dan peng(kondisi)an untuk tidak memberi. Padahal memberi tidak harus kaya, tidak perlu malu walaupun sedikit, tidak perlu menunda, dan juga tidak perlu melihat siapa dan untuk apa pemberian dari kita digunakan oleh mereka. Tapi memberi adalah membuat manusia di samping kita bisa tersenyum, bahagia. Oleh karenanya, dalam sebuah hadits, senyum pun dinilai shodaqoh.

Karena sulit, maka Allah memberikan iming-iming dan imbalan yang luar biasa bagi orang yang memberi. Ada yang imbalanyya berupa pahala yang tak pernah putus (jariyah). Ada banyak pengistilahan dalam memberi yang imbalannya dinilai tidak akan terputus (jariyah), yaitu wakaf dan sedekah untuk kepentingan umum lainnya.

Namun, jika ditelaah lebih lanjut, pada hakikatnya, memberi adalah shodaqoh jariyah, apapun bentuknya dan kepada siapapun diberikannya. Shodaqoh jariyah tidak terkhusus pada wakaf dan untuk kepentingan umum saja. Orang yang memberi kepada anak yatim, orang miskin atau siapapun, maka selama anak yatim, si miskin atau yang diberi itu hidup, pahalanya tidak akan terputus. Entah itu di makan atau digunakan untuk yang lainnya. Jika di makan oleh yang menerima pemberian, maka apa yang diberikan telah menjadi darah yang dalam diri yang menerima pemberian itu. Dan selama tubuh itu ada, maka selama itu pula pahala akan mengalir pada yang memberi. Terlebih jika yang menerima pemberian ternyata adalah anak sholeh atau orang memiliki ilmu manfaat. Begitupun jika tidak untuk dimakan, misalnya untuk pakaian. Di mana pakaian itu kemudian digunakan untuk bekerja dan hasil bekerjanya untuk menghidupi keluarganya atau menyekolahkannya, maka lagi-lagi pemberian itu menjadi fasilitas (washilah) mengalirnya pahala sampai kapanpun. Begitupun sedekah pada pengemis, pencari ilmu, ulama', anak, keluarga, dan lain sebagainya. Semuanya memiliki rasionalisasi jariyah.

Maka, tidak ada sedekah yang pahalanya terputus. Semua sedekah pahalanya mengalir pada pemberi sedekah. Tinggal bagaimana setiap pemberi sedekah meningkatkan kualitas dan kuantitas sedekah.

Next: Mengukur Kulitas Sedekah

0 comments
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. EKSPLORIA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger